SUMENEP: Polemik pembangunan tambak garam di Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur, terus berlangsung. Bahkan, warga secara kompak mengusir pekerja yang hendak membangun tambak tersebut.
Mereka mengusir puluhan pekerja yang didatangkan oleh penggarap yang difasilitasi oleh pemerintah desa. Aksi warga tersebut sebagai bentuk upaya mempertahankan, supaya kawasan pesisir pantai tersebut tidak dibangun tambak garam.
Selama ini, pihak penggarap dari luar desa dan Pemerintah Desa Gersik Putih ngotot untuk tetap membangun tambak dengan mereklamasi pantai meski ditolak warga.
“Memang sejak kemarin kami mengendus informasi bahwa pembangunan tambak akan dimulai malam hari pukul 02.00 Wib. Sehingga, sejak sebelum saur kami pantau, dan setelah shalat subuh langsung bergerak ke lokasi untuk menghentikannya,” kata Ahmad Siddik, warga setempat.
Pengusiran terhadap pekerja berlangsung singkat. Tidak ada cekcok mulut antara warga dengan pekerja, sebab ketika massa datang ke penggarapan langsung dihentikan dengan diminta agar meninggalkan lokasi.
Warga pun kemudian bergerak menuju balai desa untuk mendatangi kepala desa setempat. Sebab dilokasi tidak satupun ditemui perwakilan pemerintah desa dan penggarap.
Sayangnya, tidak satupun perangkat desa yang ada di balai, sehingga aksi segel balai desa juga dilakukan dengan mamasang kayu dan besi di pintu masuk balai.
Usai dari balai, warga langsung menuju rumah kades. Sayangnya, di rumah itu warga juga tak bertemu kades. Sebab, kades dikatakan berada di Kota Sumenep.
Koordinator Gerakan Masyarakat Menolak Reklamasi (Gema Aksi) Amirul Mukminin menyatakan, aksi penghentikan paksa pada pembangunan tambak garam ekspresi kemarahan warga. Sebab, aspirasinya tidak juga diperhatikan oleh pemerintah desa.
“Bahkan, kami meminta bupati turun tangan dalam masalah tambak garam itu. Supaya warga tidak menjadi korban,” jelasnya.
Sebelumnya, Investor atau pemilik modal dari luar desa yang difasilitasi Pemerintah Desa Gersik Putih akan membangun tambak garam seluas 41 hektar di kawasan pantai desa setempat. Rencana itu ditolak oleh warga. Alasannya, lokasi tersebut tempat menangkap ikan.