Israel Temukan Kuburan Tertua di Dunia, Bisa Mengubah Sejarah Dunia

SURABAYA – Para arkeolog berhasil menemukan salah zatu kuburan tertua di dunia. Kuburan yang disinyalir berusia 100 ribu tahun ini tersembunyi di Gua Tinshemet, Israel.

Di dalamnya tim dari Universitas Ibrani Yerusalem dan Universitas Tel Aviv menemukan kerangka setidaknya dua individu, seorang dewasa dan seorang anak, yang dikuburkan dengan hati-hati dan dilapisi pigmen merah.

Selain itu, ditemukan juga tiga tengkorak dan tulang manusia lainnya, serta peralatan batu api dan sisa-sisa hewan yang menunjukkan gua tersebut pernah menjadi tempat tinggal manusia.

“Penemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Homo sapiens awal sudah memiliki pemahaman tentang simbolisme dan ritual kematian. Praktik penguburan ini menandai langkah penting dalam perkembangan budaya manusia,” kata Chris Stringer, seorang paleoantropolog dari Museum Sejarah Alam London dilansir Greek Reporter, Rabu (12/3/2025).

Penemuan di Gua Tinshemet ini juga memperkuat bukti bahwa Homo sapiens dan Neanderthal pernah hidup berdampingan di wilayah Israel sekitar 100.000 tahun lalu. Bukti dari situs lain seperti Gua Qafzeh dan Skhul menunjukkan bahwa kedua spesies ini mungkin berinteraksi dan bertukar tradisi budaya.

“Adanya pigmen merah dan barang kuburan menunjukkan bahwa individu-individu ini dihormati dalam kematian. Ini mencerminkan tumbuhnya rasa komunitas dan kepercayaan bersama, yang mungkin dipengaruhi oleh interaksi dengan Neanderthal,” kata para peneliti,

Perdebatan tentang Kuburan Tertua di Dunia

Meskipun penemuan di Gua Tinshemet sangat signifikan, perdebatan tentang kuburan tertua di dunia masih terus berlanjut. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Homo naledi, kerabat manusia purba di Afrika Selatan, mungkin telah mengubur orang mati sekitar 250.000 tahun lalu. Namun, klaim ini masih kontroversial dan membutuhkan bukti lebih lanjut.

“Penemuan di Gua Tinshemet memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang perilaku manusia purba. Kami berharap penggalian lebih lanjut akan mengungkap lebih banyak bukti tentang evolusi tradisi penguburan dan interaksi antar spesies manusia,” kata para peneliti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *