Masyarakat Indonesia Mulai Kecanduan Datacenter, Mitos atau Fakta?

SURABAYA – Ketergantungan Indonesia terhadap infrastruktur datacenter yang andal diprediksi akan terus meningkat.

“Dengan infrastruktur yang tepat, Indonesia dapat mempercepat transformasi digital, menghormati kebijakan residensi data, dan membuka peluang ekonomi baru. Transformasi ini adalah langkah visioner untuk menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga pemimpin dalam ekonomi digital berbasis data, terutama di era AI ini,” ujar President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, melansir pernyataan pers, Kamis (6/3/2025).

Jutaan masyarakat Indonesia tanpa disadari telah bergantung pada datacenter. Manfaat datacenter baru terasa saat memeriksa saldo rekening bank, memesan layanan transportasi online, atau melacak status pengiriman paket. Semua proses ini berjalan lancar berkat keberadaan datacenter.

Namun, manfaat datacenter tidak hanya terbatas pada penggunaan pribadi. Datacenter juga menjadi tulang punggung bagi industri-industri terbesar di Indonesia.

Lembaga keuangan mengandalkan datacenter untuk memproses jutaan transaksi dengan aman setiap hari, industri manufaktur memanfaatkannya untuk analisis produksi secara real-time dan pemeliharaan prediktif. Rumah sakit menggunakannya untuk mengelola rekam medis berbasis cloud dengan tingkat keamanan tinggi. Bahkan bandara juga bergantung pada datacenter untuk menjadwalkan penerbangan dan mengoptimalkan rute perjalanan.

Berdasarkan laporan Mordor Intelligence, pasar datacenter Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sebesar 14%, mencapai 3,98 miliar dollar AS pada 2028 mendatang.

Untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang ini, Microsoft membangun Indonesia Central, sebuah Cloud Region yang dirancang untuk mendukung infrastruktur digital Indonesia.

Cloud Region berupa wilayah geografis tertentu yang berisi sekumpulan datacenter dari penyedia layanan cloud publik. Pengguna dapat mengelola dan memproses data lebih dekat dengan pengguna akhir via Cloud Region.

Jejaringnya seperti kantor pusat layanan ekspedisi di berbagai kota. Setiap kantor pusat (datacenter) ditempatkan secara strategis untuk memastikan paket (data) dikirim dengan cepat dan efisien ke penerima (end-user). Sama seperti ketika memilih kantor ekspedisi terdekat untuk mengirim paket lebih cepat, Cloud Region memungkinkan pengguna dan bisnis untuk mengakses layanan cloud dengan andal dan performa lebih optimal.

Setelah menyimak penjelasan di atas, bayangan tentang Indonesia Central, sebuah Cloud Region di Indonesia kian jelas. Cloud Region ini mencakup tiga availability zones. Setiap zones terdiri dari sekumpulan datacenter yang cukup berdekatan untuk memastikan koneksi latensi rendah, tetapi cukup jauh untuk mengurangi risiko gangguan akibat pemadaman listrik atau bencana lokal.

Selain itu, Indonesia Central memenuhi standar keamanan ketat yang diterapkan di Cloud Region Microsoft di seluruh dunia. “Ini mencakup keamanan fisik datacenter, keamanan jaringan, serta perlindungan perangkat keras dan perangkat lunak di seluruh lingkungan Microsoft Azure,” urai Dharma.

Setelah beroperasi, Indonesia Central akan membantu organisasi memenuhi persyaratan residensi data dan kepatuhan regulasi, serta mengurangi latency dalam pemrosesan data—memungkinkan pengalaman pengguna yang lebih baik dengan performa aplikasi yang lebih cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *