SUMENEP: Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dibawah naungan PT Wira Usaha Sumekar (PT Wus) dikeluhkan pembeli. Pasalnya, SPBU milik Pemkab Sumenep itu diduga menjual ke jerigen.
Dugaan tersebut mencuat setelah salah seorang pembeli mengaku kewalahan melakukan pembelian. Sebab meski dirinya sudah mengantri sejak subuh, terkadang tak kebagian BBM juga.
“SPBU lebih memperioritaskan jerigen yang banyak,” kata salah seorang customer SPBU tersebut, sembari namanya diminta untuk di rahasiakan.
Tak habis disitu, customer SPBU milik Pemkab Sumenep ini juga mengaku membeli BBM jenis pertalite diatas harga eceran tertinggi (HET).
“Saya membeli jerigen ke Pom Pemkab Sumenep sebesar sepuluh ribu lima ratus per liter. Mungkin yang 500 biaya teknya saja,” jelasnya.
Dia menceritakan, modus yang dilakukan oknum yakni jerigen yang hendak dilakukan pengisian tidak ditumpuk di dispenser melainkan di bagian belakang SPBU.
Setiap akan dilakukan pengisian, oknum membawa dua jerigen secara bergantian. “Yang kami yang alami, disamping harga mahal, antreannya juga panjang belum lagi gak dapat kadangkala,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Manajer SPBU PT Wus Ainur Rafiq mengaku tidak mengetahui masalah itu. Pihaknya masih akan melakukan pengecekan di lapangan. Sebab, pihaknya sudah menjual BBM sesuai dengan standar pertamina.
“Sudah standar pertamina. Yang jelas kami menjual sesuai HET. Kalau di bawah ada jual di atas HET, nanti akan saya cek dulu,” katanya, di wawancara media beberapa waktu lalu.
Bahkan, sambung dia, apabila memang ada petugas yang menjual di atas HET, maka pihaknya akan memberikan sanksi.
“Nanti lihat. Hanya saja saya tegaskan, beli jerigen itu boleh asal ada rekomendasi. Pokoknya kami sudah standar pertamina,” dalihnya.