Keren! Dua Mahasiswa Unej Terbitkan Buku, Novel Bergenre Islami dan Horor

Mahasiswi Unej Putri Nurul Azizah berhasil menerbitkan buku. (Foto: Dok Unej)

Jember – Dua mahasiswa Universitas Jember berhasil menerbitkan buku di tengah-tengah studinya di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Senin (5/6/2023).

Tentu saja prestasi keduanya tak bisa dipandang sebelah mata mengingat menulis bukanlah pekerjaan mudah.
Keduanya adalah Adi Saputra dan Putri Nurul Azizah, yang baru masuk Universitas Jember melalui jalur SNMPTN 2022.

Adi ini merupakan salah satu mahasiswa dengan segudang prestasi di dunia sastra. Sejak SMA, dia telah beberapa kali mengikuti lomba puisi dan menjadi juara di ajang nasional.

“Selama menjalani masa perkuliahan ini saya sudah mengikuti enam perlombaan cipta puisi nasional dan satu lomba cipta baca puisi nasional,” tutur Adi melalui siaran pers.

Selain jago menulis dan baca puisi, mahasiswa asal Banyuwangi ini menyempatkan diri menulis novel. Novel bergenre romansa Islami berjudul Bring U Back telah terbit akhir 2021 lalu.

“Bagi saya, menulis novel itu perjuangan, sebab saya lebih terbiasa menulis puisi, kemudian harus menulis novel dengan batas minimal 80 halaman. Namun walau berat, saya tetap bertekad menyelesaikan buku saya,” kata Adi.
Novel Bring U Back bercerita tentang kisah persahabatan antara Niko dan Alesha. Persahabatan yang sudah terjalin di antara keduanya tiba-tiba harus berantakan gara-gara tragedi meninggalnya Ibu Niko. Perlahan, persahabatan mereka sudah tak sama lagi, karena sikap Niko yang sudah berubah semenjak tragedi meninggalnya Ibu Niko. Alesha merasa perlu membawa Niko kembali seperti sedia kala, mengembalikan Niko yang sebelumnya.

Sedikit berbeda dengan Adi, Putri Nurul Azizah yang lebih akrab disapa Putri memilih berkecimpung dalam penulisan novel, khususnya novel bergenre horor. Mahasiswi asal Banyuwangi ini mengaku menyukai menulis sejak duduk di bangku SMP, tepatnya di kelas VIII. Awalnya, Putri suka membaca buku-buku fiksi hingga suatu saat terbersit pikiran untuk menghasilkan karyanya sendiri dalam bentuk buku.

“Saya kagum dengan mereka, para pengarang yang bisa menulis novel berlembar-lembar hingga memukau pembacanya. Jika mereka bisa menulis buku, mengapa saya tidak?” ujarnya.
Akhirnya, dia pun memutuskan mengikuti lomba menulis novel bahasa Osing, dan hasilnya tak mengecewakan bagi penulis pemula sepertinya. Putri menjadi juara kedua dalam lomba yang diselenggarakan oleh Pemkab Banyuwangi itu.

Hingga saat ini sudah ada tiga karya tulisan Putri yang telah menjadi buku. Pertama, cerita pendeknya berjudul Sisik Melik yang masuk dalam buku Antologi Cerita Pendek Berbahasa Osing tahun 2018. Kedua novel horor berjudul Mustaka Ke-13 yang diterbitkan secara digital melalui cabaca.id tahun 2019. Dan yang terbaru novel horor berjudul Tiyang Langking yang terbit tahun lalu.

Novel ini mengisahkan tiga relawan pendidikan di sebuah desa bernama Desa Angkara. Ceritanya, selama tiga bulan berada di desa tersebut, mereka bertemu dengan seorang anak laki-laki dengan wajah pucat yang selalu diikuti bayangan hitam.
Anehnya, dari ketiga guru tadi cuman Leni yang bisa melihat. Semakin hari, semakin banyak hal aneh yang mereka jumpai. Hal-hal yang membuat suasana semakin runyam dan panas. Hingga sebuah rahasia terkuak, pun juga dalang di baliknya. Alur yang menegangkan dengan ending yang tidak terduga berhasil dikemas dalam satu novel, Tiyang Langking.

“Jadi, ide saya menulis cerita horor itu muncul dari ibu saya. Ibu saya hampir tiap malam menceritakan tentang kisah horor. Ditambah juga cerita dari teman saya yang katanya sering melihat hal-hal yang bersifat ghoib. Dari pada kisah tadi itu terbuang, jadi saya jadikan ide cerita dalam buku saya,” kata Putri.
Putri juga mengungkap bahwa ide-idenya menulis muncul tanpa sengaja ketika orang-orang di sekitarnya menceritakan tentang hal-hal mistis.

Tanpa harus putus di karya ini, Putri memiliki keinginan menulis kembali setelah mengasah kemampuan menulisnya secara lebih baik lagi. “Jadi, selanjutnya saya ingin memperdalam kemampuan menulis saya dengan lebih matang, baik dari segi alur ceritanya, latar belakang, dan lain sebagainya,” tutur Putri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *