Kasus Hepatitis Akut Belum Ditemukan di Surabaya

Kasus Hepatitis Akut Belum Ditemukan di Surabaya
Ilustrasi Virus (foto Pixabay)

SURABAYA– Kasus Hepatitis Akut Belum Ditemukan di Surabaya. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina. Meski demikian seluruh Fasyankes telah meningkatkan upaya dan kesiapsiagaan mewaspadai potensi kasus hepatitis akut tersebut. “Sampai saat ini di Kota Surabaya belum ada laporan terkait penemuan kasus tersebut,” kata Nanik, Kamis (12/5/2022).

Lebih jauh ia menjelaskan, sejumlah upaya kewaspadaan dini pada masing-masing fasyankes telah dimaksimalkan. Bagi setiap rumah sakit, Dinkes Pemkot Surabaya meminta agar melakukan pengamatan semua kasus sindrom jaundice akut yang tidak jelas penyebabnya dan ditangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium.

“Kemudian, melakukan Hospital Record Review (HRR) terhadap Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya sejak tanggal 01 Januari 2022 dan melaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut,” kata Nanik.

Sedangkan bagi setiap Puskesmas, Kadinkes meminta agar seluruhnya melakukan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada seluruh masyarakat. Juga, upaya pencegahan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal. “Selain itu, juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes (Puskesmas setempat) apabila mengalami sindrom jaundice,” ujarnya.

Tak hanya itu, Dinkes juga meminta setiap Puskesmas supaya memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut secara rutin melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.

Lakukan Penguatan Jejaring Survelians Lintas Program

Termasuk pula, menginstruksikan seluruh Puskesmas agar melakukan penguatan jejaring kerja surveilans lintas program dan lintas sektor di masing-masing wilayah kerja. “Segera memberikan notifikasi (pelaporan melalui SKDR) apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun penemuan kasus ke Dinkes Kota Surabaya,” katanya.

Meski demikian, Kadinkes mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan berhati-hati. Sebagai langkah pencegahan, ia berpesan agar masyarakat tetap menerapkan PHBS secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal.

“Yakni, dengan cara mencuci tangan dan meminum air bersih yang matang. Kemudian, makan-makanan yang bersih dan matang penuh, membuang tinja dan/ atau popok sekali pakai pada tempatnya. Lalu, menggunakan alat makan sendiri-sendiri serta memakai masker dan menjaga jarak,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *