JAKARTA – Pemerintah menargetkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengolah 188 ribu hektare sawah padi untuk mewujudkan swasembada pangan sesuai program Presiden Prabowo Subianto.
Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Usman Husin mengatakan, target swasembada pangan di kawasan NTT sulit tercapai jika pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan irigasi di kawasan tersebut. Padahal, kawasan NTT memiliki potensi pengembangan lahan pertanian dan hampir 90 persen penduduk NTT adalah petani.
“Saya mendukung swasembada pangan di NTT sesuai target Presiden Prabowo. Tapi bagaimana mensukseskan swasembada pangan jika pertanian di sana minim irigasi ? Ribuan hektare lahan kering ada di NTT. Mau ambil air darimana, Pak Menteri ? Pertanian butuh air. Tapi kalau tidak ada air, mau pakai air apa ? Tidak mungkin pakai air laut. Jika ingin swasembada pangan di NTT, harus ada peningkatan infrastruktur irigasi,” kata Usman Husin saat Rapat Kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian di Gedung DPR pada Selasa (11/3/2025).
Usman mengungkapkan luas lahan kering di NTT mencapai 5,2 juta hektare atau sekitar 48,2 persen dari total lahan kering di Indonesia. Menurutnya, masyarakat sudah berulangkali mengeluhkan minimnya air sehingga menghambat proses pertanian di NTT. Bupati bahkan sudah bertahun-tahun menyurati Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian NTT tapi tak kunjung membuahkan hasil.
Ia juga meminta Menteri Pertanian tidak hanya datang di kawasan perkotaan di NTT yang masih ada air. “Saya minta Pak Menteri datanglah ke pedalaman di NTT dan lihatlah masih banyak sekali wilayah persawahan yang kering karena sangat butuh air. Saya asli NTT jadi tahu bagaimana kondisi disana,” ujarnya.
“Kalau masih tetap tidak ada perubahan peningkatan infrastruktur pertanian di bidang irigasi, bagaimana bisa mencapai swasembada pangan? Daerah di NTT itu juga minim hujan. Dalam sebulan, hujan hanya sepekan dan ini berlangsung hanya dua bulan. Setelahnya panas sepanjang tahun. Bagaimana para petani bisa bertani dengan baik,” tambahnya.
Ia meminta Menteri Pertanian berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum untuk membangun sumur-sumur bor air sehingga membantu proses irigasi. “Di sana airnya susah. Untuk cari air saja harus berjalan tiga kilometer. Tapi kalau ada sumur-sumur bor akan membantu mengalirkan air hingga ke lahan pertanian,” ujarnya.
Ia juga meminta diprioritaskan pembuatan embung yang bermanfaat untuk menyimpan air saat misum hujan sehingga dapat mendistribusikan air saat musim kemarau dan dapat menjaga ketersediaan air tanah dan mengurangi resiko banjir.