Harga Sembako Terus Meroket di Bulan Ramadan, Operasi Pasar Tak Mempan

JAKARTA – Harga bahan kebutuhan pokok (sembako) terus meroket di awal bulan Ramadan. Operasi pasar yang digembor-gemborkan mampu mengendalikan harga faktanya tak ampuh. Perlu terobosan baru agar harga sembako tak semakin melejit mengingat hari raya Idul Fitri sudah di depan mata.

“Mumpung masih awal Ramadan, pemerintah harus gerak cepat kendalikan harga sembako, jangan sampai tidak terkendali. Apalagi nanti saat Lebaran tiba,” ujar Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imas Aan Ubudiah, Rabu (5/3/2025).

Berdasarkan pantauan di pasar, beberapa harga sembako mengalami kenaikan signifikan, terutama cabai rawit merah yang mencapai Rp120 ribu per kilogram di Pasar Palmerah, Jakarta. Harga bawang merah juga naik menjadi Rp 36 ribu per kilogram, telur ayam ras Rp 30 ribu per kilogram, dan minyak goreng MinyaKita Rp 18 ribu per liter, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700 per liter.

Kenaikan harga ini sangat dikeluhkan masyarakat, terutama untuk cabai rawit yang menjadi kebutuhan pokok, terutama saat Ramadan. “Jangan menormalisasi adanya kenaikan harga sembako saat Ramadan karena seharusnya pemerintah cegah itu agar tidak menjadi cerita klasik yang berulang,” katanya.

Imas menilai operasi pasar yang dilakukan pemerintah belum efektif mengatasi masalah kenaikan harga sembako. Menurutnya, operasi pasar bukanlah solusi utama dalam pengendalian harga sembako. “Operasi pasar itu tidak bisa dijadikan solusi utama untuk mengendalikan harga sembako. Itu hanya cara instan. Apalagi tidak dilakukan merata di berbagai daerah di Indonesia,” katanya.

Imas menilai Kementerian Perdagangan perlu mencari tahu akar masalah kenaikan harga sembako saat Ramadan. Apakah dari sisi pasokan, distribusi, atau munculnya para spekulan yang memainkan harga pasar. “Kami percaya pemerintah dapat segera kendalikan harga sembako,” ujarnya.

Legislator asal Dapil Jabar XI ini menilai Kementerian Perdagangan perlu meningkatkan pengawasan harga komoditas dan stabilitas pasokan sembako selama Bulan Ramadan ini. Menurutnya hal ini penting mengingat tren kebutuhan masyarakat terhadap sembako akan terus meningkat hingga Perayaan Lebaran nanti. “Jangan sampai di tengah ekonomi yang sulit masyarakat akan semakin sulit karena harga sembako yang tidak terkendali,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *