SURABAYA-Musfassir kebanggaan Indonesia Prof HM Quraish Shihab mengijazahkan cara untuk bisa bermimpi berjumpa Nabi Muhammad saw. Menurut Penyusun Tafsir Al-Quran Al-Misbah ini, setidaknya ada tiga jalan yang harus ditempuh.
Pertama, mengikuti keteladanan Rasul. Meneladani perilaku dan kehidupan sehari-sehari Rasulullah, kata Prof Quraish, bukan hanya melaksanakan ibadah sehari-hari tapi juga melaksanakan hal-hal kecil yang dilakukannya. Seperti adab masuk rumah dan keluar rumah, diselaraskan dengan perilaku Nabi.
“Juga amalan-amalan lain yang sifatnya sunnah. Saya kira, yang paling sulit adalah meneladani akhlaknya,” kata Prof Quraish dalam video di kanal YouTube miliknya dilihat NU Online, Jumat (3/12/2021).
Kedua, lanjut dia, memperbanyak baca shalawat kepada Nabi. Aktivitas bershalawat, kata dia, merupakan hal ringan yang bila dilakukan dengan rutin dapat memberikan ketenangan hati bagi pembacanya.
“Sering bershalawat dalam setiap waktu dan setiap hari dapat menghadirkan kelapangan hati. Itulah mengapa membaca shalawat Nabi dianjurkan setiap waktu, meskipun tidak berwudhu,” terang Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) itu. Poin ketiga, lanjut Prof Quraish, yaitu berdakwah, menyampaikan pesan-pesan kebenaran Islam. Baik dalam perilaku maupun dalam nasihat kepada siapa pun. “Ada banyak cara. Tapi, ketiga hal itulah yang bisa dilakukan,” jelas Mufasir kebanggaan Indonesia itu.
Baginya, dengan selalu meneladani kehidupan sehari-hari Rasulullah saw, membaca shalawat, niscaya hati akan selalu terpaut. “Nah, dengan begitulah kita dapat merasakah kehadiran Rasulullah di hati kita,” ungkap Habib keturunan Arab Quraisy-Bugis itu.
Prof Quraish juga tidak menampik bahwa setiap orang mempunyai potensi bertemu dengan Rasulullah saw melalui mimpinya. Sebab, Rasulullah benar-benar tidak bisa diserupai makhluk lain.
“Ya, mimpi yang pasti benar itu bila kita mimpi Rasulullah, yang bermimpi itu bisa bermacam-macam. Lho kok ini muda, ini kok tua. Mimpi Rasul tidak mungkin salah, mimpi Tuhan pasti salah,” tutur Penulis Buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw, dalam sorotan Al-Qur’an dan Hadits Shahih itu. Keutamaan mimpi jumpa Rasul Pernyataan itu, menurut Prof Quraish bersandar pada hadits shahih. Banyak hadits meriwayatkan keutamaan mimpi berjumpa Rasulullah saw. Salah satunya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
“Hadits itu berbunyi, Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku,” terang doktor jebolan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir itu. Bahkan dalam satu hadits, lanjut dia, Rasulullah saw menjanjikan seseorang yang memimpikannya kelak akan berbarengan di surga.
“Rasulullah saw bersabda dalam satu hadits, Barangsiapa memimpikan aku, maka aku akan bersamanya nanti di surga,” papar mantan Rektor UIN Jakarta itu. Pria berusia 77 tahun ini juga mengungkapkan sisi menarik lain Rasulullah saw dalam Al-Qu’an, yakni hampir semua yang berkaitan dengan Rasul menggunakan bentuk fi’il mudhari’ (present and future/kata kerja kekinian dan mendatang), bukannya menggunakan bentuk fi’il madhi (past tense/kata kerja lampau).
Umpamanya tertuang dalam QS Al Baqarah ayat 151, yang artinya, ‘Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan Al Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui’. “Kata membacakan, menyucikan, dan mengajarkan digunakan bentuk fi’il mudhari’. Itu artinya, Rasulullah saw masih bisa berkomunikasi aktif dengan umatnya secara khusus,” jelas Prof Quraish.