SURABAYA – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jatim kembali meramaikan peringatan HUT Jatim ke-77 yang digelar di Kabupaten Pamekasan, Minggu (6/11/2022) lalu.
Dalam kesempatan tersebut Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jatim menghadirkan pelatihan Budidaya Magot bagi pelaku UKM se-Kabupaten Pamekasan melalui program Sinau Nang Ndeso (Sinando).
Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan yang dimentori oleh praktisi dan pakar dari Perguruan Tinggi.
Sinando atau Sinau Nang Ndeso adalah kegiatan pelatihan keterampilan untuk pelaku usaha kecil menengah dengan tujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pelaku usaha di perdesaan.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jatim Soekaryo mengatakan, kegiatan Sinando diharapkan dapat mendorong dan mengungkit berkembangnya usaha-usaha ekonomi pedesaan sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa dan mendorong terciptanya produk unggulan masyarakat dalam kemasan usaha kecil menengah.
“Selain membantu percepatan pemulihan ekonomi perdesaan di Jawa Timur ditengah pandemi Covid-19, Sinando juga dipercaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia, dan meningkatkan produksi dan pemasaran pengembangan usaha,” kata Soekaryo.
Selain itu juga memberikan stimulus kepada pelaku usaha untuk inovasi
usaha dan peningkatan pemasaran serta promosi, meningkatkan pemberdayaan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat perdesaan, serta mendorong terciptanya produk unggulan masyarakat dalam
One Village One Produk (OVOP).
Untuk diketahui bahwa dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke -77 Provinsi Jawa Timur dilakukan beberapa kegiatan di Bakorwil Pamekasan diantaranya jalan sehat, penyerahan zakat produktif bagi pelaku usaha ultra mikro, bantuan untuk pencegahan stunting, pembagian bantuan sembako, pasar pangan murah, layanan kesehatan, layanan ketenagakerjaan dan layanan administrasi gratis.
Mantan Bupati Trenggalek ini mengatakan zakat produktif merupakan sebuah inovasi Pemprov Jatim yang diberikan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat khususnya pelaku usaha ultra mikro.
“Tadi kita menyaksikan penyerahan zakat produktif, jadi ini ultra mikro terutama yang sering berkegiatan di dekat Bakorwil,” katanya.
Emil menjelaskan, para pelaku usaha ultra mikro memerlukan dukungan untuk dapat terus menjalankan usahanya. Menurutnya, mereka akan merasa keberatan jika harus mengajukan pinjaman ke bank karena lingkup usaha mereka di level ultra mikro.
“Modal terbesar bagi pelaku usaha ultra mikro adalah dirinya sendiri, bagaimana mereka tetap sehat, bagaimana mereka tetap terjaga kesejahteraannya,” jelasnya.
Dengan disalurkannya zakat produktif, Wagub Emil berharap mereka terus dapat melanjutkan usahanya dan ekonomi mereka pun berjalan. Itulah sebabnya mereka yang menjadi sasaran penyaluran zakat produktif ini adalah penjual kue, penjual sayur, penjual nasi dalam skala sangat kecil.
“Mudah-mudahan dengan modal ini usahanya semakin maju, semakin berkelanjutan semakin berkembang,” harapnya.