Banjir Bekasi Terparah sejak 2020, BNPB Modifikasi Cuaca Beberapa Hari ke Depan

JAKARTA – Kota Bekasi menjadi salah satu wilayah terparah terdampak banjir di Kawasan Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir. Delapan dari 12 kecamatan kota penyangga Jakarta ini tergenang air dengan ketinggian beragam sehingga melumpuhkan aktivitas perekonomian.

Guna mengurangi tambahan debit air, BNPB telah melakukan modifikasi cuaca untuk beberapa hari ke depan. Sebab, hujan hingga tadi malam masih turun di sejumlah wilayah Bekasi.

“Ini adalah banjir terparah sejak 2020 di Bekasi. Daerah Pondok Gede Permai, Bekasi menjadi wilayah yang terdampak paling parah. Di Bogor, intensitas hujan tercatat mencapai 232 mm per hari, sementara ambang batas normalnya hanya sekitar 125 hingga 145 mm per hari. Jadi, ini benar-benar bencana besar,” ujar Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sudjatmiko, Rabu (5/3/2025).

Pria yang akrab disapa Miko ini mengungkapkan telah turun ke lokasi banjir. Dia menyoroti kurang optimalnya penataan tata ruang dan sistem drainase di wilayah Kota Bekasi. Menurutnya, dua hal tersebut memperparah dampak banjir di Kota Bekasi. “Ke depan ini yang harus diperbaiki untuk meminimalkan dampak banjir,” katanya.

Terkait dengan kerusakan infrastruktur, Miko mengaku telah berkordinasi dengan Pemkot Bekasi dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terkait langkah ke depan dalam hal penyelesaian sodetan Kali Bekasi. “Pernah saya sampaikan saat rapat bersama Kementerian PU bahwa pentingnya sodetan Kali Bekasi tersebut disegerakan tahapan 1 hingga 7 terutama mengurangi kebanjiran hebat 5 tahunan,” tuturnya.

Legislator asal Jabar VIII ini berharap Walikota dan Gubernur segera bersinergis juga kepada Pemerintah Pusat. Berkaitan ini juga termasuk daerah Aglomerasi sehingga banjir mengakibatkan ekonomi lumpuh dan mengganggu bukan saja Bekasi melainkan wilayah sekitaran termasuk Jakarta. “Jika saja banjir dapat dikurangi titik banjirnya, maka perekonomian bisa cepat pulih,” tuturnya.

Dalam waktu dekat, Miko berharap pemerintah terus melakukan upaya mitigasi terkait tingginya curah hujan. Salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Jabodetabek.

“Alhamdulillah, BMKG, BNPB, dan Kementerian PMK melaksanakan modifikasi cuaca selama 12 hari ke depan. Mudah-mudahan hujan dapat dipercepat dan dialihkan ke wilayah Laut Jawa, sehingga curah hujan di Jabodetabek bisa berkurang dan mengurangi risiko banjir susulan,” tambahnya.

Hingga saat ini, kata Miko ribuan warga masih mengungsi di berbagai titik posko darurat. Keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi ini harus menjadi prioritas. “Pemerintah dan pihak terkait terus berupaya menyalurkan bantuan serta mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang di wilayah Bekasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, BNPB telah melakukan operasi modifikasi cuaca pada Selasa, kemarin. Hal itu dilakukan sebagai upaya penanganan banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya.

Operasi modifikasi cuaca dilakukan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B nomor registrasi PK-SNP. Penyemaian bahan baku berupa garam (NaCl) diharapkan dapat dilakukan pada area target. Operasi ini akan berlangsung dalam tiga sorti.

Sorti pertama dimulai pukul 15.00 hingga 17.00 WIB, dilanjutkan sorti kedua pukul 17.30 hingga 19.30 WIB dan sorti terakhir pukul 20.00 hingga 22.00 WIB. Penyemaian 1 ton NaCL setiap sortinya akan dilakukan pada ketinggian 8.000 – 11.000 kaki.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, operasi ini akan berlangsung menyesuaikan dengan prediksi cuaca yang telah ditetapkan. “Saat ini kita mulai dari tanggal 4 sampai 8 Maret mengingat prediksi curah hujan masih cukup tinggi,” ujar Suharyanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *