Harlah ke-63, PB PMII Diskusikan Penerapan Teknologi Masa Depan

SURAKARTA – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar Swacakap atau Diskusi Panel di UNS Tower, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (21/6/2023). Kegiatan ini digelar dalam rangka Puncak Harlah PMII ke 63 tahun.

Hadir pada kegiatan tersebut para pakar bidang IT dan teknologi digital yang didapuk sebagai narasumber.
Swacakap yang dihadiri ratusan kader PMII Jawa Tengah itu mengangkat tema “The Coming Era of Science and Technology in Everyday Life”.

Salah seorang narasumber Swacakap PMII, Marlon Samuel Contain Cancil, mengatakan, di antara teknologi masa depan yang saat ini sudah mulai dikenal oleh masyarakat yaitu metaverse. Menurutnya, metaverse merupakan media yang didukung oleh tiga komponen yang bisa mendorong adanya interaksi secara digital.

“Metaverse adalah tempat berinteraksi 3 dimensi dengan avatarnya. Contoh nya IA, AR, VR,” katanya saat memaparkan materi.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi metaverse semakin hari semakin canggih yang menawarkan hal-hak menarik. Metaverse juga bisa menjadi ruang bisnis yang dapat memberikan peluang yang sangat terbuka. Demikian pula, IA, AR, dan VR memiliki pondasi metavers seperti NFT, Cripto, Blockchain yang menungkinkan adanya transaksi dan interaksi di dunia digital.

Di sisi yang lain, kecanggihan teknologi masa depan juga turut memberikan tantangan tersendiri. Misalnya, adanya migrasi besar-besaran ke dunia maya.

“One day, jika kita ada di seluruh aplikasi digital? Maka siapa yang akan hadir secara offline? Sehingga memusnahkan digital akibatnya bisa terjadi Negara Estonia dimana semua berbasis elektronik karena sekali dimatikan listriknya, semua hal akan lumpuh,” tuturnya.

Karena itu, Samuel mendorong kepada kader-kader PMII untuk memahami tentang metaverse agar tidak kecanggihan tersebut tidak menjadi tantangan yang mengancam eksistensi umat Manusia.

“Penting kita memahami metaverse dalam beberapa perspektif tapi jangan terlalu mengandalkan itu sebagai segala-galanya, misalnya hingga mengorbankan nilai-nilai agama dan budaya,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ibrahim Kholil Rohman mengatakan, selain metaverse yang juga harus dipahami oleh anak muda NU, teknologi masa depan yang juga harus dikuasai yaitu blockchain. Blockchain merupakan teknologi yang memungkinkan transaksi dikelola melalui block sehingga bisa diakses oleh pengguna yang berbeda-beda.

“Apa pentingnya kita belajar ini?” khususnya relevansi untuk NU, ternyata kota atau kabupaten yang mayoritas NU umumnya itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat. Karena itu teknologi-teknologi yang sekarang untuk anak muda anak muda NU itu memiliki beberapa fungsi inventory stock, market creation, transaction, dan demand and supply monitor,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *