Kisah Tunawisma Ubah Nasib, Ikut Lomba Lari Pakai Sandal Jepit

JAKARTA – Perjalanan hidup seseorang sungguh tak ada yang tahu, seperti yang dialami seorang tunawisma bernama Isaque dos Santos Pinho yang spontanitas ikut lomba lari 8 kilometer dengan beralaskan sandal jepit.  Siapa sangka, langkah kakinya menjadi titik balik hidupnya setelah videonya viral di media sosial dan mengundang simpati banyak orang.

Cerita bermula dari event lomba lari sejauh 8 kilometer di Garrafão do Norte, Pará, Brasil, beberapa waktu lalu. Saat para peserta bersiap di garis start dengan sepatu lari dan perlengkapan lengkap, di antara mereka, muncul sosok berbeda—seorang pria kurus berkaus lusuh, celana pendek, dan hanya beralas sandal jepit.

Dia adalah Isaque dos Santos Pinho, 31 tahun, tunawisma yang hari itu tidak datang untuk bertanding. Ia bahkan tak terdaftar sebagai peserta. Pagi itu, kepalanya masih berat akibat minuman semalam. “Aku pikir, kalau berlari, mabukku akan hilang,” kenangnya dilansir dari Oddity Central, Selasa (12/8/2025).

Begitu aba-aba start terdengar, Isaque melesat dari kerumunan. Drone yang melayang di udara merekam langkahnya yang mantap, meski sesekali goyah. Wajahnya terlihat letih, tapi ada semangat yang sulit dijelaskan. Ia tidak memimpin lomba, namun yang membuat penonton tertegun adalah tekadnya untuk terus berlari, sejauh 8 km penuh, dengan hanya sandal jepit di kakinya.

Ketika melintasi garis finis, Isaque disambut tepuk tangan. Ia menerima medali kenang-kenangan—simbol kecil yang tak sebanding dengan perubahan besar yang sebentar lagi akan menghampirinya.

Video lomba itu viral. Warganet menamainya “Isaque si Pelari”. Media nasional meliput kisahnya: seorang anak dari Capitão Poço, dibesarkan oleh ibu tunggal setelah ayahnya pergi, terjerat alkoholisme, dan akhirnya hidup di jalanan. Namun, satu keputusan spontan—ikut lomba lari untuk mengusir mabuk—menjadi titik balik hidupnya.

Berkat bantuan Estela Larizzieri, perempuan yang mengunggah videonya, Isaque mendapat dukungan tak terduga. Mulai dari donasi sepatu lari, pakaian olahraga, kacamata khusus, hingga undangan latihan bersama pelari profesional. Pemerintah kota mengundangnya ke ajang-ajang lari resmi. Aktivis setempat membawanya keluar dari jalanan, bahkan merencanakan membangun rumah untuknya.

“Aku berhenti minum sejak lomba itu. Aku mengubah hidupku, dan ingin terus berubah. Aku dapat banyak nasihat, dan aku tidak akan menyerah,” ucapnya penuh keyakinan.

Kini, setiap pagi, warga Garrafão do Norte kerap melihatnya berlari di jalanan kota. Bukan lagi untuk mengusir mabuk, melainkan untuk mengejar mimpi baru, mimpi tentang hidup yang lebih sehat, bermartabat, dan penuh harapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *