JAKARTA – Aktivitas seksual di luar angkasa secara teori memang memungkinkan. Namun dalam prakteknya ternyata tak semudah yang dibayangkan. Banyak hal yang harus diperhitungkan sesuai dengan kalkulasi para ilmuwan.
Para ilmuwan menyimpulkan jika seorang astronot ejakulasi di luar angkasa, maka akan terdorong ke belakang dengan kecepatan 2 kilometer per jam atau setara kecepatan siput berjalan. Singkat kata, aktivitas seksual di luar angkasa yang hampa udara bisa jadi tidak seasyik di Bumi.
“Seks di luar angkasa secara fisik mungkin, tetapi tidak akan semudah di Bumi,” ujar Dr. Adam Watkins, Associate Professor dalam fisiologi reproduksi dan perkembangan di University of Nottingham dilansir dari Daily Mail, Selasa (11/2/2025).
Pakar seks, Dr. Esme Louise James dan pakar AI, Dr. Matt Agnew, menggunakan konsep dasar fisika, yaitu kekekalan momentum untuk memahami apa yang akan terjadi jika ‘roket seorang pria diluncurkan di luar angkasa’.
Menurut perhitungan keduanya, ejakulasi akan mendorong astronot mundur dengan kecepatan sekitar dua meter/jam. Dr. Agnew menjelaskan bahwa total momentum dua benda atau lebih dalam suatu sistem akan tetap sama. “Ini berarti bahwa massa dikalikan kecepatan ejakulasi akan sama dengan massa dikalikan kecepatan pria,” terangnya.
Keduanya memperkirakan bahwa volume rata-rata ejakulasi adalah sekitar satu sendok teh, sementara kepadatannya sekitar satu gram per mililiter. Adapun kecepatan rata-rata ejakulasi adalah 45 km/jam (27 mph). “Kita kalikan massa dengan kecepatan, dan itu memberi kita momentum ejakulasi,” kata Dr. Agnew.
Untuk mempertahankan momentum dan mematuhi hukum dasar fisika, kecepatan pria dikalikan dengan massanya juga harus sama dengan angka ini. “Katakanlah berat rata-rata pria adalah 70 kilogram. Ini berarti kecepatannya harus sama dengan 0,000562 meter/detik,” jelas Dr. Agnew.
Sederhananya, ini berarti ejakulasi akan menyebabkan astronot bergerak mundur dengan kecepatan sekitar dua meter per jam. “Seberapa cepat itu? Sekitar kecepatan siput kebun rata-rata. Jadi, jika Anda berada dalam ruang hampa, dan Anda ingin menggunakan ejakulasi sebagai propelan, Anda tidak akan bergerak terlalu cepat,” canda Dr. Agnew.
Penjelasan kedua pakar di atas yang diunggah dalam bentuk video ke TikTok memantik komentar panjang dari netizen. Rata-rata mereka sangat terhibur dengan penjelasan ilmiah ini. “Soal matematika sekolah ini semakin gila,” tulis seorang netizen.
Yang lain menambahkan.”Fisika tidak pernah digunakan dengan lebih baik dari ini.” Sementara warganet lainnya menulis,”Mengapa mereka tidak mengajarkan ini di sekolah?”
Tidak ada manusia yang sudah pernah berhubungan seks di luar angkasa. NASA pun secara tidak resmi melarang astronotnya melakukan aktivitas seksual di luar angkasa.
Sehubungan dengan kalkulasi para ilmuwan di atas, astronot Jerman Ulrich Walter menyarankan bahwa manusia dapat melihat perilaku hewan untuk mendapatkan inspirasi dan solusi. Dia menyebut, lumba-lumba terkadang meminta bantuan pihak ketiga untuk mendorong pasangan bersama dan mencegah mereka terpisah saat kawin.
Walter menyarankan agar astronot yang berpikiran terbuka juga dapat meminta bantuan teman yang bersedia untuk mendorong mereka bersama. Atau, Paul Root Wolpe, mantan Bioetikawan NASA, menggambarkan bagaimana tali sederhana bisa menjadi jawabannya.
“Semua yang ada di dinding stasiun luar angkasa ditutupi Velcro, jadi Anda bisa memanfaatkannya dengan menempelkan satu pasangan ke dinding dengan Velcro. Kita harus kreatif dalam ruang ini,” katanya.