JAKARTA – Jenis kelamin anak selalu menjadi misteri. Selama ini orang meyakini peluang memiliki anak laki-laki atau perempuan bersifat sepenuhnya acak alias fifty-fifty.
Namun, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances menantang asumsi tersebut. Hasil studi ini mengungkap bahwa faktor genetik serta usia ibu dapat memengaruhi kecenderungan jenis kelamin anak saat lahir.
Dilansir dari Wionews, Senin (28/7/2025), penelitian yang melibatkan lebih dari 58.000 perempuan dengan dua atau lebih kelahiran tunggal antara tahun 1956 hingga 2015 ini menemukan bahwa keluarga dengan tiga anak laki-laki memiliki kemungkinan hingga 61% untuk kembali melahirkan anak laki-laki.
Sebaliknya, jika dalam satu keluarga sudah ada tiga anak perempuan, maka peluang untuk melahirkan anak perempuan keempat mencapai 58%.
Temuan ini membantah anggapan umum bahwa setiap kehamilan memiliki peluang 50:50 untuk melahirkan anak laki-laki atau perempuan.
Selain itu, para peneliti juga menemukan adanya korelasi antara usia ibu dan kemungkinan memiliki anak dengan jenis kelamin yang sama. Perempuan yang mulai memiliki anak di atas usia 28 tahun cenderung lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan anak-anak dengan jenis kelamin yang seragam.
“Kami belum tahu mengapa gen-gen ini berkaitan dengan jenis kelamin saat lahir, tetapi kaitannya nyata, dan ini membuka pertanyaan-pertanyaan baru,” ujar Jorge Chavarro, penulis utama studi sekaligus profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, seperti dikutip The Washington Post.
Dalam penelitian tersebut, dua gen juga diidentifikasi sebagai faktor yang mungkin menyebabkan seseorang hanya melahirkan anak laki-laki atau hanya anak perempuan. Namun, studi ini memiliki keterbatasan karena tidak mencakup data dari pihak ayah.
Peneliti menekankan bahwa masih dibutuhkan riset lanjutan untuk memahami lebih dalam hubungan antara faktor genetik dan jenis kelamin anak.
“Sampai saat itu tiba, keluarga yang menginginkan anak dengan jenis kelamin berbeda, setelah memiliki dua atau tiga anak dengan jenis kelamin sama, harus menyadari bahwa upaya berikutnya bisa jadi seperti melempar koin bermuka dua,” pungkasnya.