JEMBER – Fakultas Kedokteran Universitas Jember (UNEJ) telah berhasil mencetak 1.662 dokter hingga 2025. Mereka kini telah mengabdi di berbagai pelosok Indonesia.
“Sampai tahun 2025 ini, kita sudah meluluskan sebanyak 1.662 dokter baru untuk berkontribusi bagi negara. Saya berharap semoga saudara bisa menjalankan profesi dengan penuh pengabdian dan tanggung jawab serta profesional,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Ulfa Elfiah dalam acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Dokter Program Pendidikan Profesi Dokter Periode Mei 2025 di Auditorium Universitas Jember (07/07/2025).
Acara pengambilan sumpah dan pelantikan ini merupakan puncak dari perjalanan panjang dan dedikasi 53 lulusan dalam menyelesaikan pendidikan kedokteran mereka. Dalam kesempatan ini, Ulfa Elfiah mengingatkan pentingnya integritas, profesionalisme, dan empati dalam menjalankan praktik kedokteran.
Sementara itu, Rektor Universitas Jember Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM., ASEAN Eng., mengucapkan selamat dan harapan agar para dokter yang baru dilantik dapat berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
“Menjadi dokter adalah panggilan jiwa. Pengambilan sumpah ini adalah kontrak antara hati nurani ilmu pengetahuan dan tanggung jawab sosial. Untuk menjadi dokter tidak mudah. Yang ingin masuk ke FK UNEJ saja bisa mencapai 6.000 namun yang diterima hanya 160 di setiap tahunnya. jangan sia-siakan karunia tuhan ini dan teruslah menjadi yang terbaik,” ujar Rektor.
Dalam pidato perwakilan dokter baru, Valentinus Dave Sugiharto menyampaikan semangat dan tekad kuat rekan-rekannya. “Kita bukan hanya memulainya, tetapi kita juga menuntaskannya. Hari ini bukan jadi akhir, tapi juga awal dari perjalanan yang lebih besar,” tegasnya.
Mewakili para orangtua, Prof. Dr. drg. Sri Hernawati, M.Kes., mengucapkan terima kasih mendalam kepada seluruh jajaran dosen di Fakultas Kedokteran UNEJ. Dia mengakui beratnya perjalanan mendidik calon dokter.
“Terima kasih banyak kepada bapak ibu dosen di FK. Perjalanan mendidik dokter ini berat karena yang dihadapi adalah manusia. Kadangkala terdapat miskomunikasi tetapi alhamdulillah Bapak Ibu Dosen telah membimbing anak-anak kita dengan sangat baik,” ujar Sri Hernawati.