JAKARTA – Peran strategis bidan sebagai garda terdepan penjaga kualitas generasi emas sudah tak perlu disangsikan lagi. Mereka melayani dengan segenap hati di seluruh penjuru negeri.
Selain memberikan layanan medis, para bidan yang berjumlah 35 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia, juga menjadi pendamping, edukator, serta pemberi informasi yang akurat dan aman dalam bidang kesehatan reproduksi.
“Jangan bicara SDM unggul kalau gizi buruk dan kematian ibu masih tinggi. Bidanlah penjaga kualitas generasi emas kita. Tanpa mereka, mustahil kita bisa memanen bonus demografi dengan baik,” ujar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd. saat melepas kegiatan Fun Walk dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan menyambut Hari Bidan Sedunia yang jatuh pada 24 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung Minggu 8 Juni 2025 di Jakarta.
Wihaji menjelaskan peran bidan sangat terlihat dari masa pranikah, kehamilan, persalinan, hingga tumbuh kembang anak. Sehingga mereka menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program keluarga berencana dan pencegahan stunting. “Mereka adalah garda terdepan yang bekerja dengan penuh dedikasi dan komitmen,” katanya.
Melihat betapa beratnya tugas dan tanggung jawab para bidan, Wihaji mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan dukungan. Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara BKKBN, Kementerian Kesehatan, dan IBI dalam menjalankan program keluarga berencana dan pencegahan stunting yang berkelanjutan.
Lebih spesifik, Menteri Wihaji menyinggung bahwa program yang dikembangkan Kemendukbangga/BKKBN di antaranya bertujuan menjaga agar program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terlaksana dengan baik, dimulai dari calon pengantin hingga balita, demi mendukung pencapaian bonus demografi dan Indonesia Emas 2045.
“Dengan kebersamaan dan kolaborasi, kita dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan, memastikan setiap ibu dan anak mendapatkan perlindungan maksimal, serta mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” tegasnya.
Bak gayung bersambut, ajakan Wihaji direspons positif Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia menyatakan dukungannya terhadap penguatan kapasitas bidan melalui kolaborasi dengan IBI. Salah satu langkah konkret yang direncanakan adalah pembentukan ekosistem pelatihan, di mana bidan senior dapat membuka praktik mandiri dan membimbing bidan baru, khususnya di wilayah yang kekurangan tenaga medis.
“Kami akan memastikan adanya jalur rujukan yang jelas antara bidan dan fasilitas kesehatan, demi keselamatan ibu dan bayi,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum IBI, Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM, menyampaikan bahwa saat ini terdapat lebih dari 35.000 bidan praktik mandiri di Indonesia, dengan 18.000 di antaranya telah tersertifikasi sebagai Bidan Delima, yaitu bidan dengan pelatihan dan pengawasan berkelanjutan.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dan jajaran terkait. Seluruh pihak menyampaikan komitmen bersama untuk memperkuat peran bidan sebagai bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
Rangkaian kegiatan Fun Walk dilaksanakan secara serentak di 38 provinsi dan diikuti lebih dari 100.000 bidan dari berbagai sektor. Mulai dari bidan praktik mandiri, rumah sakit, hingga institusi pendidikan.