SURABAYA – Studi genetik terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang sejarah kucing peliharaan di China. Ternyata, kucing-kucing menggemaskan yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat, tiba di sana sekitar tahun 600 M melalui Jalur Sutra.
“Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang sejarah domestikasi kucing di Tiongkok. Sebelumnya, ada anggapan kucing domestik telah ada di Tiongkok sejak Dinasti Han, namun bukti genetik menunjukkan sebaliknya,” kata Shu-Jin Luo dari Universitas Peking dikutip dari Ancient Origins, Rabu (12/3/2025).
Luo yang memimpin penelitian, mendapatkan kesimpulan ini setelah menganalisis DNA dari 22 sisa-sisa kucing yang ditemukan di 14 situs arkeologi di China. Hasilnya menunjukkan bahwa kucing domestik pertama yang tiba di Tiongkok berasal dari keturunan kucing liar Afrika (Felis silvestris lybica), bukan kucing liar lokal.
Perjalanan Panjang dari Timur Tengah
Dari bukti-bukti yang ada juga disimpulkan bahwa kucing menempuh perjalanan panjang dari Timur Tengah, tempat mereka pertama kali dijinakkan sekitar 10.000 tahun lalu. Setelah menyebar ke Eropa, kucing-kucing ini kemudian dibawa oleh pedagang dan diplomat melalui Jalur Sutra ke China.
“Jalur Sutra memainkan peran penting dalam penyebaran kucing domestik ke Asia Timur. Pada saat itu, kucing dianggap sebagai hewan peliharaan eksotis yang berharga dan menjadi simbol status bagi elit Tiongkok,” jelas Luo.
Analisis DNA mitokondria dari kucing-kucing purba ini juga menunjukkan bahwa mereka memiliki tanda genetik yang sama dengan kucing domestik yang ditemukan di Dhzankent, Kazakhstan, sebuah kota di sepanjang Jalur Sutra. Hal ini memperkuat bukti bahwa kucing domestik pertama di China tiba melalui jalur perdagangan tersebut.
Setibanya di China, kucing-kucing ini diterima dengan tangan terbuka dan menjadi sangat populer. Bahkan, mereka dimasukkan ke dalam agama rakyat Tiongkok dan dianggap sebagai tamu terhormat di rumah-rumah.
“Orang Tiongkok kuno memiliki ritual khusus untuk menyambut kucing ke rumah mereka. Ini menunjukkan betapa mereka menghargai hewan-hewan ini,” tutur Luo.