Sumenep – Asta pujuk Pangeran Bragung Ario Notoningrat yang berada di Desa Bragung, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, jadi salah satu tempat berziarah warga di setiap bulan Ramadhan. Bahkan asta tersebut hampir setiap sore hari dipenuhi warga peziarah.
Dalam sejarahnya, Pangeran Bragung Ario Notoningrat ini dikenal dengan kesaktiannya. Pangeran Ario Notoningrat merupakan cucu dari Panembahan Joharsani, Raja Sumenep, yang merupakan putra dari Pangeran Mandaragah.
Pangeran Ario Notoningrat atau Pangeran Notoningrat disapa Pangeran Bragung lantaran hidup di sebuah desa di daerah Kecamatan Guluk-guluk, yakni Desa Bragung. Sedangkan Pangeran Bragung sendiri merupakan keturunan Adipati Sumenep (Panembahan Mondoroko tahun 1331 – 1339 M) yang memiliki saudara Pangeran Notoprojo atau Pangeran Bukabu.
Dalam beberapa sumber sejarah Sumenep, Pangeran Bragung menjadi raja di Sumenep setelah Pangeran Bukabu. Yaitu sekitar tahun 1348 – 1358 M. Kini, Asta Pangeran Bragung dengan panjang sekitar 3 meter itu ramai dikunjungi peziarah.
Dalam bincang-bincang media ini dengan salah satu peziarah di Asta Pangeran Bragung, dahulu pangeran keturunan raja Sumenep itu memiliki dua budak yaitu cabul atau kerdil. Cabul dan kerdil itu sangat setia kepada rajanya. Bahkan saat sang pangeran pergi berperang, dua cabul ini dengan keikhlasannya tetap menunggu setia.
“Sejarah waktu itu, Pangeran Bragung pamit untuk berperang kepada dua budaknya ini. Sang pangeran berpesan supaya budaknya menunggu sampai pangeran kembali. Namun sayangnya setelah pangeran kembali dua budaknya ini tiba-tiba sudah meninggal. Ini sebenarnya menunjukkan kesetiaan budak Pangeran Bragung yang setia,” jelas salah satu peziarah, Syukron Makmun.
Makmun yang juga tokoh di sekitar asta tersebut menceritakan, kesaktian Pangeran Bragung diketahui dalam sejarah setelah beberapa kali ikut berperang. Dalam sejarahnya, acap kali akan berperang, Pangeran Bragung selalu bersama dengan Pangeran Bukabu. Namun nahas, Pangeran Bukabu meninggal dalam peperangan. Sedangkan Pangeran Bragung meninggal karena penyakit yang di derita.
Kata Makmun, jelang Bulan Suci Ramadhan ini masyarakat setempat dan juga masyarakat dari luar desa banyak yang berziarah ke Asta Ario Notoningrat itu. Apalagi di malam jumat, asta itu hampir dipenuhi pengunjung.
“Masyarakat percaya akan kesaktian Pangeran Bragung ini. Sehingga walaupun dari desa yang cukup jauh, yang tau akan sejarahnya Sumenep, pasti berziarah kesini,” tandasnya.
Ketua MWC NU Guluk-guluk, KH. MD Widadi Rahim mengaku sering ziarah ke Asta Pangeran Bragung tersebut. Kata beliau, ada uara tersendiri di petilasan sepanjang sekitar 3 meter tersebut.
“Sejak kecil kami bisa dibilang sering ‘nyalase’ ke asta pangeran bragung, dalam rangka ingin mendapatkan barokah beliau, mengarungi kehidupan ini,” jelasnya.
Untuk sampai di lokasi, peziarah tidak perlu repot. Sebab di mesin pencari Google Maps sudah tinggal ketikkan Makam Pangeran Bragung sudah pasti muncul. Dan tinggal mengikuti arahnya saja.