SUMENEP: Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengalami inflasi di Bulan Mei 2023. Inflasi tersebut di sebabkan oleh sejumlah unsur.
Dilansir dari website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, angka inflasi yang terjadi itu yakni year on year (YoY) sebesar 5,44 persen.
Dalam keterangannya, angka inflasi itu tumbuh lantaran adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok transportasi sebesar 11,32 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,94 persen.
Selain itu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,38 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 5,34 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 5,05 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,81 persen.
Adapun kelompok kesehatan sebesar 3,95 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,98 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,45 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,60 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,20 persen.
Atas hal itulah, Kabupaten Sumenep mengalami inflasi tertinggi di Jawa Timur. Sedangkan kota atau kabupaten dengan tingkat inflasi terendah adalah Kota Madiun sebesar 3,85 persen dengan IHK sebesar 113,65.
Mendagri Ikut Bersuara
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyoroti beberapa daerah yang angka inflasinya masih di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 4 persen. Hal itu disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Ada beberapa daerah yang memerlukan atensi supaya dapat dikendalikan karena di atas nasional,” katanya seperti diberitakan oleh Detikcom.
Tito pun memaparkan beberapa daerah yang inflasinya masih di atas rerata nasional. Pada tingkat provinsi, inflasi yang masih di atas rata-rata adalah Maluku dengan angka 5,06 persen. Sedangkan di tingkat kota, inflasi yang ada di atas-rata adalah Ternate 5,71 persen, dan di tingkat kabupaten, yakni Sumenep 5,44 persen.
Kendati demikian, Tito mengapresiasi sejumlah daerah yang berhasil mengendalikan inflasi hingga di bawah rata-rata nasional. Daerah tersebut, di antaranya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,41 persen, Kota Tanjungpinang 2,3 persen, dan Kabupaten Indragiri Hilir 2,51 persen.