JEMBER – Prof. William Ristenpart dari University of California (UC) Davis Amerika Serikat datang ke Jember untuk mengikuti FGD membahas riset kopi.
Kegiatan yang digelar di aula lantai 3 gedung rektorat dr R. Achmad ini adalah bagian dari rencana pembentukan konsorsium riset kopi.
Ada cerita unik di balik kedatangan Prof. William Ristenpart bersama para koleganya, Prof. Tonya Kuhl yang merupakan guru besar teknik kimia dan pakar biologi serta teknik pertanian, Irwin Donis Gonzalez ke Jember.
Prof. William Ristenpart memaparkan mulai tahun 2013 telah melakukan penelitian tentang kopi bersama kolega. Penelitian ini kemudian mewujud dalam sebuah pusat penelitian kopi di kampus UC Davis Amerika Serikat.
“Pada tahun 2016 saya menemukan sebuah kafe bernama Peet’s Coffee di dekat kampus kami yang menyajikan kopi yang enak, dan ternyata bahan bakunya adalah kopi dari Indonesia. Maka timbul keinginan untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia, terutama yang telah melakukan riset mengenai kopi seperti Universitas Jember apalagi ternyata Jember dan daerah sekitarnya merupakan penghasil kopi berkualitas tinggi,” ujar Prof. William Ristenpart yang bersama rekan sudah mengunjungi IPB dan Universitas Lampung melalui siaran pers yang diterima Kabarjatim.com, Sabtu (10/6/2023).
Dalam kesempatan ini, Universitas Jember menjajaki kerja sama dengan University of California (UC) Davis Amerika Serikat dalam pengembangan riset kopi. Jalinan kerja sama ini mulai dirintis melalui kegiatan bertajuk International Focus Group Discussion on Collaboration in Academic, Research and Community Development yang digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember selama dua hari (8-9/6/2023).
Rencana pembentukan konsorsium riset kopi yang digagas oleh Kemdikbudristek bersama UC Davis Amerika Serikat ini melibatkan 7 perguruan tinggi yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Syiah Kuala, Universitas Lampung, Universitas Hasanuddin, Universitas Brawijaya dan Universitas Jember.
Dalam sambutan selamat datangnya, Wakil Rektor III Universitas Jember, Prof. Bambang Kuswandi menyambut gembira rintisan kerja sama riset kopi ini. Menurutnya, Universitas Jember memiliki rekam jejak penelitian kopi, terbukti dengan keberhasilan membina petani kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo, Jember melalui Koperasi Petani Kopi KETAKASI. Dan yang terbaru, pendirian Sekolah Kopi RAISA (Raung Ijen Sumberwringin Agropolitan) di Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso pada 2022 lalu.
“Jember cocok untuk melakukan penelitian kopi, karena wilayah Jember dan sekitarnya adalah penghasil kopi unggul seperti kopi Java Ijen. Selain itu memiliki perguruan tinggi Universitas Jember yang fokus pada pengembangan pertanian perkebunan juga didukung keberadaan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,” tutur Prof. Bambang Kuswandi.
Hadir dalam acara ini para dosen peneliti baik dari Universitas Jember, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao serta perwakilan dari PDP Kahyangan Jember.
Pentingnya acara ini tampak pula dari kehadiran Direktur Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek, Prof. M. Faiz Syuaib.
“Rencana pembentukan konsorsium riset kopi ini merupakan kesempatan langka yang harus dapat dimanfaatkan untuk membangun kemajuan industri kopi Indonesia. Konsorsium riset kopi bisa menjadi wahana saling bertukar informasi dan riset bersama baik antar peneliti maupun dengan pelaku industri kopi. Seperti yang diketahui, UC Davis Amerika Serikat memiliki data dan teknologi, namun produk kopi kita yang punya,” katanya.
Tidak hanya berdiskusi, para peneliti dari UC Davis Amerika Serikat juga mengunjungi fasilitas Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember. Sementara di hari kedua, mereka diajak ke kampus Universitas Jember di Bondowoso dan Sekolah Kopi RAISA di Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso yang dibina oleh Universitas Jember.
Menurut Ketua LP2M, Prof. Yuli Witono, para peneliti UC Davis mendapatkan penjelasan dan melihat dari dekat aktivitas petani kopi dalam mengolah kopi, dari proses tanam hingga memproses kopi menjadi siap untuk dikonsumsi. Menurutnya, salah satu topik diskusi yang mengemuka adalah bagaimana menciptakan teknologi pemrosesan kopi yang baik namun mudah diakses dan dipraktikkan oleh petani kopi.