SUMENEP: Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menganggarkan Rp2,4 Milyar untuk bantuan sosial guru ngaji tahun 2023.
Hal itu dilakukan untuk membantu kesejahteraan guru ngaji yang direalisasikan dalam kebijakan berupa bantuan sosial (Bansos). Setiap guru ngaji mendapat bansos dari Pemkab Sumenep sebesar Rp 1,2 juta.
“Bansos guru ngaji yang kami siapkan setiap tahun ini sebagai wujud penghargaan atas jasa para guru, yang turut menjaga moralitas anak bangsa secara istikamah,” kata Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.
Guru ngaji di Sumenep, lanjutnya, juga turut serta dan punya andil besar sebagai penetralisir perkembangan zaman, mengarahkan anak- anak menjadi manusia yang lebih baik.
“Kontribusi besar guru ngaji adalah memberantas buta aksara dan tempat konsultasinya masyarakat,” jelasnya.
Kontribusi yang amat besar dari guru ngaji tersebut sangat patut mendapat perhatian Pemerintah Daerah. Pemerintah wajib hadir memperhatikan kesejahterannya.
“Jasa guru tak terhitung nilainya terhadap perkembangan bangsa ini,” tegas Bupati.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kamiluddin menuturkan jika Pemerintah Kabupaten Sumenep di bawah kepemimpinan Achmad Fauzi dan Nyai Hj. Dewi Khalifah telah mengucurkan dana sebesar Rp 6,7 miliar untuk bansos guru ngaji selama tiga tahun terakhir.
Setiap guru ngaji di Sumenep, kata Kamiluddin, yang jumlahnya terus meningkat setiap tahun mendapat bansos sebesar Rp1,2 juta. Menurutnya, pada tahun 2021, Pemkab Sumenep telah menyalurkan bansos kepada 1.660 guru ngaji, dengan total anggaran Rp 1,9 miliar.
Kemudian pada tahun 2022, Bupati Fauzi memberikan perhatian yang lebih dari sebelumnya.
Dia mengucurkan anggaran sebesar Rp 2,4 miliar untuk 2.017 guru ngaji. Sedangkan pada tahun anggaran 2023, bansos guru ngaji kembali dianggarkan sebesar Rp 2,4 miliar lebih. Bansos itu diberikan kepada 2.025 guru ngaji.
“Saat ini yang sudah tercover selama tiga tahun itu yakni 5,702 guru ngaji se Kabupaten Sumenep dengan total anggara Rp6,7 Milyar,” tandasnya.