JAKARTA – Libur kuliah biasanya dimanfaatkan para mahasiswa untuk liburan bersama teman-teman. Ada yang memilih wisata pantai, naik gunung, ke museum, sampai menikmati kuliner kota. Alih-alih jalan-jalan, seorang mahasiswi bernama Sela justru menghabiskan masa libur kuliah dengan menjadi relawan atau volunteer. Dia menjadi kakak pendamping dalam program pertukaran pelajar antardaerah SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali).
“Mahasiswa itu agen perubahan. Dan volunteer itu jadi wadah untuk mengabdikan diri. Secara pragmatis kegiatan ini juga bisa menambah teman dan pengalaman untuk bekal kerja nanti,” ujarnya kepada Okezone, baru-baru ini. Bertemu dengan anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia membuat mahasiswi semester lima Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu mengenal keberagaman Tanah Air. Menurut dia, menghadapi pelajar usia belia juga banyak tantangannya.
“Sebagai kakak kita harus bisa menaikkan mood adik-adiknya kalau sedang turun. Selain itu memastikan supaya di setiap kegiatan mereka tetap semangat,” terangnya. Sela sendiri mendapat adik dari Fak-Fak, Papua Barat, yakni Yandita. Dia menceritakan, selama kegiatan Yandita merupakan adik yang kooperatif dan aktif.
“Saya memang ingin dapat adik yang dari jauh supaya bisa benar-benar berinteraksi dengan budaya lain. Tetapi Yandita ini ternyata lahir di Aceh dan baru pindah ke Fak-Fak saat enam tahun,” sebutnya. Keseruan menjadi volunteer membuat gadis berkerudung ini menjadi ketagihan ikut kegiatan serupa. Apalagi, saat ini dia tak hanya dekat dengan Yandita, tetapi juga dengan peserta SabangMerauke lainnya.
“Anak-anak daerah itu jujur dan polos, beda dengan anak-anak kota yang mungkin sudah hidup serba ada. Mereka lihat gedung tinggi saja sampai melihat ke atas. Tetapi tak cuma heran, mereka juga penasaran bagaimana bisa membangun gedung setinggi itu. Semangat dan rasa penasaran mereka sering buat kita malu,” pungkasnya.