NGANJUK : Anggota Komisi VI DPR RI, Sadarestuwati, mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Nganjuk untuk segera mengadopsi sistem transaksi digital. Langkah ini dinilai strategis untuk mempercepat inklusi keuangan sekaligus meminimalisir risiko peredaran uang palsu yang kerap menyasar pedagang kecil.
Hal tersebut ditegaskan Sadarestuwati dalam agenda sosialisasi peningkatan inklusi keuangan yang dihadiri puluhan pelaku UMKM di salah satu hotel di Nganjuk, Jumat (19/12/2025).
“Kami melibatkan pelaku UMKM agar mereka memahami dan langsung menggunakan sistem digital. Saat ini, digitalisasi perbankan sangat mempermudah pengelolaan keuangan harian, pembayaran tagihan, hingga manajemen keuangan usaha,” ujar politisi yang akrab disapa Mbak Estu tersebut.
Keamanan dan Efisiensi Keuangan
Menurut Sadarestuwati, inklusi keuangan bertujuan memberikan akses layanan keuangan yang adil, aman, dan terjangkau bagi masyarakat yang selama ini belum terjangkau sistem perbankan formal (unbanked). Dengan transaksi digital, pelaku usaha di pelosok tidak perlu lagi menempuh jarak jauh ke kantor bank fisik.
Selain efisiensi, ia menyoroti aspek keamanan dari ancaman kriminalitas konvensional.
“Saat ini peredaran uang palsu marak terjadi dengan sasaran utama UMKM. Transaksi digital meminimalisir risiko tersebut karena berkurangnya penggunaan uang fisik,” jelasnya.
Waspada Kejahatan Siber
Meski mendorong digitalisasi, Sadarestuwati juga memperingatkan masyarakat terkait risiko kejahatan siber, seperti pemalsuan kode QRIS. Ia meminta pelaku UMKM tetap waspada dalam memproteksi data pribadi dan memantau setiap transaksi yang masuk.
Sebagai solusi konkret, ia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak perbankan untuk memfasilitasi para pedagang dengan perangkat yang lebih aman.
“Saya sudah sampaikan ke pihak perbankan agar para pedagang diberikan alat EDC (Electronic Data Capture) untuk mengeluarkan QRIS secara resmi. Dengan begitu, keamanan transaksi lebih terjamin,” imbuhnya.
Ia berharap Pemerintah dan perbankan terus bersinergi hadir di tengah masyarakat pelosok. Baginya, kemudahan akses keuangan adalah instrumen penting untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara merata, tidak hanya terbatas bagi masyarakat di perkotaan.






