Orangtua Wajib Tahu! Ini Cara Bangun Komunikasi dengan Remaja

JAKARTA – Memiliki anak usia remaja bukan perkara mudah. Perlu skill khusus untuk bisa tetap dekat dengan mereka saat beranjak dewasa di tengah dunia yang terus berubah. Menguatkan kembali jalinan komunikasi menjadi langkah pertama yang tentu saja tidak mudah.

“Kita tahu bahwa pengasuhan remaja hari ini jauh lebih kompleks. Mereka hidup dalam dunia yang serba cepat, penuh tekanan, dan seringkali tidak bersahabat bagi kesehatan mental mereka,” ujar Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka saat membuka kegiatan Kelas Orang Tua Bersahaja (Bersahabat dengan Remaja) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam situasi seperti ini, lanjut dia, anak-anak tidak cukup hanya didampingi secara fisik, mereka juga membutuhkan sosok orangtua untuk hadir sebagai pendengar, pelindung, sekaligus teladan,” urainya.

Gaya Komunikasi Yang Baik

Sebagai orangtua, Yosi Mokalu, figur publik yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini menuturkan bahwa peran mendengarkan itu sangat penting, dan gaya komunikasi yang baik dengan anak adalah dengan memberikan pertanyaan. Sehingga anak akan menemukan jawabannya melalui pertanyaan yang diajukan orang tua.

Dari sisi anak pun menginginkan hal serupa. “Saya berharap didengar dengan baik, orangtua jangan cepat menghakimi ataupun memotong ucapan,” harap Aisha Tiara, siswi SMK Negeri 63 Jakarta Selatan, salah satu narasumber.

Konselor Johana Rosalina K, Ph.D turut menyampaikan bahwa komunikasi yang selaras antara orangtua dan remaja dapat terbangun saat orangtua menerapkan pola asuh membangun harga diri anak, yakni menjadi orangtua dengan pola asuh demokratis, dengan membiasakan pertemuan keluarga, berbincang bersama, berlibur bersama, dan berdoa bersama.

Pola komunikasi membangun harga diri anak pun dapat diterapkan dengan setop mengkritik, memberikan masukan dan murah hati dengan pujian.

Menutup acara, Isyana berharap kegiatan ini dapat menjadi gerakan yang bertumbuh membentuk ekosistem kerja yang selaras dengan nilai-nilai keluarga, memperkuat peran orang tua untuk membentuk remaja yang tangguh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *