Cak Imin Apresiasi UNAIR sebagai Pelopor Pendidikan Jaminan Sosial di Indonesia

SURABAYA – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Airlangga (Unair) yang menjadi pelopor dalam menghadirkan pendidikan jaminan sosial di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Cak Imin, sapaan akrabnya, saat menghadiri acara Grand Launching Penguatan Ekosistem Jaminan Sosial melalui Pendidikan yang digelar di Kampus Unair, Surabaya, Kamis (14/8/2025).

Dalam sambutannya, Cak Imin menekankan pentingnya semangat gotong royong dalam sistem jaminan sosial di Indonesia, khususnya dalam implementasi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

“Kita tahu persis bahwa BPJS Kesehatan ini mengandung semangat gotong royong, spirit kolaborasi, dan sinergi dari semua unsur yang terlibat di dalamnya. BPJS Kesehatan membutuhkan semangat kita semua untuk berbagi dan bergotong royong menyelesaikan masalah kesehatan bangsa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua Umum DPP PKB itu juga menyoroti pentingnya perluasan jaminan sosial tenaga kerja, tidak hanya untuk pekerja formal tetapi juga bagi sektor informal yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi.

“Model dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan menjadi bagian integral dari solusi dunia industri kita. Sudah saatnya perlindungan tenaga kerja bergeser ke sektor informal agar mereka juga mendapat jaminan yang layak,” katanya.

Ia pun menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam membangun ekosistem jaminan sosial yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.

“Kita harus terus bekerja dan berkolaborasi bersama-sama untuk memastikan kedua BPJS ini tumbuh dan menjamin kesehatan serta kesejahteraan seluruh bangsa. Terima kasih kepada UNAIR yang telah memulai pembelajaran jaminan sosial lebih awal dibanding kampus-kampus lain. Ini adalah langkah strategis dalam membangun ekosistem yang lebih luas,” tambahnya.

Cak Imin juga menggarisbawahi bahwa kerja sama antara pemerintah, swasta, akademisi, media, dan publik merupakan kunci keberhasilan sistem jaminan sosial nasional yang berbasis gotong royong.

Dalam peluncuran buku dan kajian akademik yang berlangsung dalam acara tersebut, Cak Imin menyatakan bahwa keberhasilan BPJS saat ini bukan hanya dilihat dari cakupannya, tetapi juga dari kekayaan pengetahuan yang telah dihasilkan.

“Kajian dan praktik yang kita lihat hari ini menunjukkan bahwa BPJS telah menjadi lautan ilmu pengetahuan yang membanggakan. Berdasarkan teori dan praktek, kebesaran ini menjadi warisan besar bangsa,” tambahnya.

Ia mencatat bahwa BPJS Ketenagakerjaan bahkan memiliki aset yang melampaui banyak bank nasional. Sementara BPJS Kesehatan telah berhasil menjangkau lebih dari 280 juta peserta.

“Pak Ghufron (Dirut BPJS Kesehatan) sering bercerita bahwa delegasi dari berbagai negara datang ke Indonesia untuk belajar dari sistem kita. Bahkan, kabarnya BPJS Kesehatan tengah dipertimbangkan sebagai calon penerima Nobel karena keberhasilannya,” ungkap Cak Imin.

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa di tengah kebesaran tersebut, masih terdapat tantangan besar yang harus dihadapi.

“Perubahan zaman sangat cepat. Tantangan jaminan sosial hari ini tidak sama dengan dua tahun lalu. Kita membutuhkan inovasi teknologi, pelayanan yang tanggap, dan tata kelola yang adaptif agar BPJS tetap relevan dan solutif dalam menghadapi masalah ketenagakerjaan,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, ia menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan sistem. “Kita ingin BPJS Kesehatan tidak terus mengalami defisit, dan kita semua perlu bekerja sama untuk mencari sistem tata kelola terbaik agar keberadaan BPJS semakin memberi manfaat besar bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *