GRESIK – Pameran Turats Ulama Nusantara yang digelar di Pesantren Qomaruddin, Bungah, Kabupaten Gresik pada akhir pekan kemarin, berlangsung meriah. Ratusan pengunjung hadir dan melihat langsung koleksi-koleksi manuskrip yang dipamerkan.
Selain memamerkan koleksi warisan ulama nusantara, pameran ini juga dibuka dengan sesi diskusi menghadirkan para ahli. Acara bertajuk “Menjawab Tantangan Zaman: dari Tradisi Sorogan Hingga Turats di Genggaman” ini dibuka oleh Wahyu Muryadi sebagai Founder Manuskripedia. Kemudian dilanjutkan sesi pemaparan oleh Lora Usman Hasan Al-Akhyari dan Lora Kholili Kholil dari Lajnah Turats Syaikhona Kholil serta Drs. Kiai Mudhofar Utsman dari Ma’had Jam’iyah Ulya Universitas Qomaruddin.
Seminar ini menekankan pentingnya pelestarian manuskrip di dunia pesantren untuk menjaga warisan keilmuan para kiai, di era kontemporer hari ini. Para pembicara mendiskusikan metode belajar tradisional “sorogan” di mana santri berinteraksi langsung dengan teks-teks keilmuan, serta menegaskan pentingnya memastikan turats agar tetap terlestari di era digital ini.
Mudhofar Utsman dalam paparannya menyoroti adaptasi masyarakat pesantren terhadap kemajuan teknologi. “Pesantren Qomaruddin, misalnya, telah melakukan berbagai upaya adaptasi untuk menjawab tantangan zaman di dunia yang serba digital ini,” ujarnya.
“Kesadaran akan pentingnya pelestarian naskah telah mendorong kami untuk mengintegrasikan teknologi dalam inventarisasi, digitalisasi, dan katalogisasi turats yang ada di Qomaruddin ini,” tambahnya.
Seminar yang diikuti santri, mahasiswa, serta para penggiat sejarah dan kebudayaan berlangsung dengan gayeng. Ra Kholili sebagai narasumber selanjutnya banyak mengupas mengenai bagaimana pentingnya kesadaran pelestarian kajian turats agar keilmuannya tetap terjaga. “Selain pengarsipan, upaya tektokologi dalam tahkiq naskah adalah salah satu pelestarian yang harus dilaksanakan,” ujar Lora Kholili.
Diskusi berlanjut dengan wacana pentingnya kesadaran secara kolektif dalam pengarsipan dan penelaahan khasanah keilmuan yang terdapat dalan turats ulama Nusantara. Hal tersebut disampaikan Ayung Notonegoro sebagai ketua Komunitas Pegon yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Di akhir diskusi Lora Usman menegaskan bahwa kita semua harus mulai memungut kembali khasanah ilmu-ilmu yang diwariskan ulama kita terdahulu dan harus dikembangkan sesuai konteks kebutuhan zaman hari ini.
Selain seminar, dalam rangkaian acara ini juga dilaksanakan MoU antara Manuskripedia dengan Tim Pelestari dan Pengembangan Khasanah Pesanten (TPPKP) Qomaruddin serta Universitas Qomaruddin sebagai upaya menindaklanjuti pengembangan dan pelestarian khasanah turats dan manuskrip yang ada.