Gagas Program Taman Asuh Sayang Anak, BKKBN Petakan 10 Ribu Daycare

JAKARTA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) tengah menggagas program baru untuk memastikan anak-anak di Indonesia mendapatkan layanan pengasuhan dengan baik saat orangtuanya bekerja.

Program tersebut adalah Taman Asuh Sayang Anak atau TAMASYA. “Program Quick Win ini hadir untuk memastikan praktik pengasuhan anak yang positif dapat senantiasa dilakukan di Tempat Penitipan Anak (TPA) atau daycare dan diharapkan dapat menjawab isu kerentanan keluarga,” ujar Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Kemendukbangga/BKKBN Nopian Andusti di acara Kick off “Bulan Pemetaan TAMASYA Serentak” di Jakarta, Rabu (26/03/2025).

Nopian menjelaskan, program TAMASYA memiliki empat layanan. Yaitu, peningkatan kompetensi pengasuh di tempat penitipan anak, pemantauan tumbuh kembang anak secara periodik, peningkatan keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak, dan layanan rujukan bagi anak”.

“Untuk memastikan efektivitas program TAMASYA, Kemendukbangga/BKKBN akan melakukan pemetaan data potensi Tamasya dari kurang lebih 10.026 TPA yang ada di seluruh Indonesia. Pemetaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih akurat mengenai kondisi setiap TPA guna mendukung implementasi program TAMASYA secara lebih tepat”, ujarnya.

Sebagai langkah awal, Kemendukbangga/BKKBN akan menggelar Bulan Pemetaan TAMASYA Serentak yang berlangsung dari 14 April hingga 14 Mei 2025. Kegiatan ini diawali dengan acara Kick-off Bulan Pemetaan TAMASYA Serentak pada Rabu, 26 Maret 2025 sekaligus menyosialisasikan program TAMASYA kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, mitra kerja, sektor swasta, dan Masyarakat.

Melalui Bulan Pemetaan TAMASYA serentak, diharapkan akan tersedia data yang akurat dan terkini dan program TAMASYA dapat tersosialisasikan kepada mitra kerja, serta tercipta sinergitas dan kolaborasi antara berbagai pihak terkait.

“Dengan adanya program TAMASYA juga diharapkan dapat meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan di sektor formal, menjaga angka TFR tetap stabil, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Kualitas Keluarga,” jelasnya.

Direktur Bina Ketahanan Balita dan Anak Kemendukbangga/BKKBN dr. Irma Ardiana, MAPS menambahkan, ada sekitar 10.000 TPA yang sudah disetor datanya dari Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sekitar, dan Kementerian Tenaga Kerja.

“Jadi ini kita himpun dan akhirnya kita bisa mendapatkan data TPA by name by address jumlahnya sekitar 10.000. Nah sementara kita juga sudah mendapatkan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hampir 3.000 dari TPA sudah memiliki izin di BKPM, tetapi kita belum melakukan sandingan data dengan data-data 10.000 yang sudah kita kumpulkan sebelumnya. Jadi pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan seperti apa mekanisme atau proses bisnis bulan pemetaan TAMASYA yang kita lakukan secara serentak,” ucap Irma.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *