SUMENEP: Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dipenuhi para mahasiswa. Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep itu menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebelum tiba di kantor wakil rakyat, BEM Sumenep juga turun menyampaikan aspirasi di depan Kantor Bupati Sumenep, di Jalan Dr. Cipto.
Setelah itu, kaum idealis ini bergeser ke Jalan Trunojoyo Nomor 124 Bangselok, Kota Sumenep yang tak lain adalah gedung DPRD Sumenep.
“Pasca pandemi ini pemerintah semakin gila. Mereka semakin mencekik rakyat dengan menaikkan harga BBM. Seolah pemerintah tak berfikir, rakyat tersakiti dan terdzalimi atas kenaikan BBM ini” teriak orator aksi.
Berdasarkan pantauan media ini, ratusan massa aksi dari BEM Sumenep juga tampak membentangkan tali membentuk bundaran di sepanjang Jalan Trunojoyo.
Mereka orasi bergantian sambil menunjukkan sejumlah poster ukuran kecil berisi tuntutan soal kritikan kepada pemerintah yang telah menaikkan harga BBM.
BBM yang diputuskan naik yakni Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter; Solar Subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter; dan Pertamax nonsubsidi dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
“Jika ini yang dilakukan oleh pemerintah, maka jelas mereka tidak berpihak kepada rakyat. Sebab itu, mari kita teriakkan bersama tolak kenaikan harga BBM, kalau perlu turunkan juga Jokowi,” ungkap orator lain.
Demi menjaga kondusifitas jalannya aksi, Polres Sumenep telah menerjunkan sedikitnya 200 personel yang terdiri dari anggota Polsek jajaran dan Polres. “Totalnya semua sekitar 200 pasukan,” ungkap Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S.