Ketum GP Ansor Hadiri Tahlilan di Ponpes Al Khoziny, Sampaikan Duka Cita ke Keluarga Korban

SIDOARJO – Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur pada 29 September 2025 lalu menyisakan duka mendalam. Per hari ini Basarnas mencatat sebanyak 66 korban meninggal dunia, sementara 104 santri berhasil selamat.

Kepada keluarga korban dan keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, H. Addin Jauharudin, menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya. Addin hadir langsung bersama sejumlah pimpinan GP Ansor dalam acara tahlilan, yasinan, dan doa bersama di Pondok Pesantren Al Khoziny pada Senin (6/10/2025) malam.

Dalam suasana haru, doa dipanjatkan untuk para santri dan korban yang meninggal dunia akibat musibah tersebut. “Saya sebagai khodimul Ansor, pelayan organisasi, dan seluruh jajaran Pimpinan Pusat menyampaikan belasungkawa dan luka yang mendalam buat para santri dan juga pihak keluarga yang berduka, tentu juga keluarga besar pondok pesantren,” ujar Addin, Selasa (7/10/2025).

Ia berharap, para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.

“Mudah-mudahan bagi yang meninggal dunia, Allah berikan tempat mulia beserta keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran,” tambahnya.

Addin menggambarkan musibah ini sebagai perjalanan takdir yang tak bisa diduga oleh manusia. Karena itu, menurutnya, hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah memperkuat doa dan kebersamaan.

Selain menyampaikan doa, Addin juga menyoroti perjuangan para relawan dan anggota Banser yang terlibat dalam proses evakuasi korban.

“Proses evakuasi ini bukan tugas yang ringan. Meskipun tidak dilengkapi kemampuan teknis kebencanaan, tapi keberanian dan keyakinan mereka melampaui kemampuannya. Bahkan mereka bekerja sif-sifan selama 24 jam selama delapan hari,” jelas Addin.

Ia menginstruksikan seluruh kader Ansor dan Banser untuk terus mengawal proses pemulihan di pondok pesantren hingga benar-benar aman.

“Pondok pesantren dan keluarga korban tidak sendirian. Sahabat Ansor dan Banser akan selalu membersamai,” tegasnya.

Addin juga mengingatkan seluruh pihak untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak memperkeruh suasana dengan informasi yang menyesatkan.

“Kita harus berjabat tangan erat, tidak boleh gaduh. Ini adalah musibah, jalan terbaik yang Allah berikan kepada kita,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pondok Pesantren Al Khoziny memiliki sejarah panjang dalam melahirkan para ulama besar, seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. As’ad Syamsul Arifin. Karena itu, kehormatan pesantren harus dijaga dari serangan opini negatif.

“Di tengah beragam informasi yang sumir, jihad sosial media sahabat-sahabat diperlukan untuk menyebarkan kabar positif. Ini adalah musibah, tidak ada yang menginginkannya. Mari sebarkan informasi yang benar agar para kiai dan pesantren tidak menjadi sasaran suara sumbang,” pungkas Addin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *