Pernahkah kamu membayangkan bagaimana kehidupan politik di Surabaya sebelum Partai Komunis Indonesia (PKI) berdiri? Menelusuri sejarah kaum sosialis di Surabaya sebelum PKI hadir seperti membuka jendela ke masa lalu yang penuh gejolak, semangat perjuangan, dan gagasan besar tentang keadilan sosial. Artikel ini akan mengupas tuntas kisah mereka yang sering terlupakan dari catatan sejarah resmi.
Awal Mula Gerakan Sosialis di Surabaya
Sebelum PKI berdiri pada 1920, Surabaya sudah menjadi tempat tumbuhnya benih-benih pemikiran sosialis. Kota pelabuhan ini punya peran penting dalam pergerakan politik di Hindia Belanda.
1. Surabaya: Pusat Industri dan Buruh
Surabaya berkembang sebagai kota industri dan perdagangan sejak akhir abad ke-19. Banyak buruh dari berbagai daerah datang ke sini.
Buruh pelabuhan, pekerja pabrik gula, hingga tukang becak hidup dalam kondisi yang menyedihkan. Upah rendah, jam kerja panjang, dan eksploitasi adalah realitas harian.
“Kondisi ini menciptakan kesadaran kolektif tentang perlunya perubahan. Di sinilah ide-ide sosialis mulai mendapat tempat,” kata Dr. Wahyu Dwi Yulian, sejarawan Universitas Negeri Surabaya.
2. Pengaruh Sosialisme Eropa
Pemikiran sosialis masuk lewat orang-orang Belanda yang simpati pada gerakan kiri. Salah satu tokoh penting adalah Henk Sneevliet, yang kelak berperan dalam pendirian ISDV.
Buku-buku berbahasa Belanda dan Jerman tentang sosialisme mulai tersebar di kalangan intelektual dan aktivis lokal.
Berdirinya ISDV dan Peran Surabaya
1. ISDV: Cikal Bakal PKI
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) berdiri di Semarang tahun 1914, namun cepat berkembang ke kota-kota lain, termasuk Surabaya.
ISDV adalah organisasi sosialis revolusioner yang terdiri dari orang Belanda dan pribumi. Di Surabaya, mereka sangat aktif membangun basis buruh.
“ISDV memanfaatkan ketidakpuasan buruh untuk membangun gerakan revolusioner. Mereka mengorganisasi pemogokan dan menyebarkan propaganda kiri,” ujar Prof. Bambang Purwanto dari UGM.
2. Aksi Buruh dan Propaganda
Pada 1916-1918, Surabaya menjadi pusat pemogokan besar. ISDV mendorong aksi protes terhadap perusahaan Belanda dan perusahaan milik negara.
Pamflet dan surat kabar kiri seperti “Het Vrije Woord” dan “De Indische Courant” disebarluaskan untuk mengedukasi kaum buruh.
Tokoh-Tokoh Sosialis Penting di Surabaya
1. Semaoen
Meskipun lebih dikenal sebagai tokoh Semarang, Semaoen juga berpengaruh di Surabaya. Ia aktif dalam Sarekat Islam Merah yang berhaluan kiri.
2. Tan Malaka
Tokoh yang satu ini sering berpindah-pindah kota. Saat berada di Surabaya, ia menyebarkan ide-ide Marxisme dan pentingnya perlawanan kelas.
“Tan Malaka punya pengaruh besar pada kaum muda di Surabaya. Ia membakar semangat mereka dengan pidato dan tulisan-tulisannya,” jelas Rahmad Arif, peneliti LIPI.
3. Adolf Baars
Wartawan dan intelektual Belanda ini tinggal di Surabaya. Ia menulis tajam mengkritik kolonialisme dan mendukung perjuangan buruh.
Hubungan Kaum Sosialis dengan Sarekat Islam
1. Sarekat Islam Cabang Surabaya
Sarekat Islam (SI) awalnya bukan organisasi sosialis. Tapi cabang Surabaya dipengaruhi oleh kader-kader kiri, terutama dari ISDV.
Kerja sama antara SI dan ISDV menghasilkan fraksi kiri di dalam SI. Fraksi ini kemudian dikenal sebagai Sarekat Islam Merah.
2. Konflik Internal
Pada 1921, terjadi konflik antara SI Putih (moderat) dan SI Merah (radikal). Surabaya menjadi salah satu medan konflik tersebut.
SI Merah semakin menguat, dan banyak anggotanya akhirnya bergabung ke dalam PKI setelah resmi berdiri.
Reaksi Pemerintah Kolonial
Pemerintah Hindia Belanda tidak tinggal diam melihat gerakan kiri tumbuh. Mereka mulai menerapkan kebijakan represif.
1. Sensor dan Penangkapan
Surat kabar kiri disensor, pemimpin buruh ditangkap, dan organisasi diawasi ketat. Tapi ini justru membuat gerakan sosialis semakin militan.
2. Pengasingan Tokoh Sosialis
Beberapa aktivis seperti Semaoen dan Tan Malaka diasingkan keluar negeri. Tapi ide-idenya tetap hidup lewat jaringan bawah tanah.
“Represi tidak memadamkan api. Justru menguatkan semangat perlawanan dan memperkuat jejaring bawah tanah,” jelas Dr. Sri Handayani, dosen sejarah UI.
Kelahiran PKI: Puncak dari Perjalanan Panjang
Partai Komunis Indonesia secara resmi berdiri tahun 1920, namun akarnya sudah tumbuh jauh sebelumnya, salah satunya di Surabaya.
Surabaya adalah salah satu basis penting PKI pada awal pembentukannya. Banyak kader dari Sarekat Islam Merah dan ISDV bergabung dalam partai ini.
“Tanpa Surabaya, PKI tak akan sebesar itu. Kota ini punya sejarah panjang dalam membentuk kesadaran kelas dan organisasi revolusioner,” ungkap Irfan Rahmadi, sejarawan muda dari ITS.
Jejak Sosialisme di Surabaya Hari Ini
Meski ideologi sosialis kini tidak lagi dominan secara formal, warisan gerakan sosialis masih terasa di Surabaya:
1. Tradisi Serikat Pekerja
Banyak serikat buruh aktif di Surabaya memiliki akar ideologis yang terinspirasi dari sejarah lama perlawanan buruh.
2. Diskusi dan Komunitas Kiri
Komunitas-komunitas intelektual dan diskusi tentang Marxisme, sosialisme, dan keadilan sosial masih terus berkembang di kalangan mahasiswa.
Kesimpulan: Surabaya, Kota dengan Napas Revolusi
Sejarah kaum sosialis di Surabaya adalah kisah perjuangan, ide besar, dan semangat untuk perubahan. Sebelum PKI berdiri, kota ini sudah jadi rumah bagi aktivis kiri, tempat berkembangnya pemikiran revolusioner yang mengguncang tatanan kolonial.
Memahami sejarah ini bukan sekadar melihat masa lalu. Tapi belajar dari keberanian dan tekad orang-orang biasa yang ingin hidup lebih adil.