JAKARTA – Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) terindikasi melakukan manipulasi absensi. Padahal, sebagai abdi negara mereka telah mendapatkan beragam fasilitas, mulai dari gaji, tunjangan, hingga dana pensiun yang berasal dari uang rakyat.
Praktik indisipliner ini menurut anggota Komisi II DPR RI, Mohammad Toha, tidak boleh dibiarkan dan dianggap segele. Masalah integritas dan disiplin harus menjadi pinjakan ASN di semua lingkup kerja, baik di kementerian, pemda maupun instansi lainnya.
“ASN itu abdi negara, sepatutnya mereka mengabdi dengan disiplin dan serius. Kalau ASN berani manipulasi absensi begitu, itu berarti terindikasi enggak disiplin, main-main jadi abdi negara,” ujar Toha di Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Sebelumnya, sebanyak 1.233 ASN di Pemda Lebong, Bengkulu, ketahuan memanipulasi absensi elektronik. ASN yang melakukan absensi itu mulai dari kepala dinas, dokter, eselon, hingga seluruh camat.
Sementara di Aceh Timur, terdapat 724 ASN terlibat dalam praktik pemalsuan absensi online menggunakan sistem rekam wajah. Mereka diduga memanipulasi wajah agar dapat terekam kehadiran meskipun tidak hadir di tempat kerja.
Kejadian serupa juga ditemukan di Kabupaten Grobogan. Lebih dari seribu ASN Pemkab Grobogan ditengarai memanipulasi absensi online alias daring. Para ASN Grobogan seolah-olah masih di kantor, padahal pergi entah ke mana.
Toha mengingatkan pemerintah harus menyikapi serius kasus ini agar ke depan tak terulang. “Kasus di Lebong, Aceh Timur dan Grobogan harus menjadi pelajaran berharga. Pemerintah harus segera mengevaluasi sistem absensi ASN, dan memperbaiki dengan menggunakan teknologi yang efektif dan dapat meminimalisir manipulasi, seperti absensi elektronik berbasis biometrik yang terintegrasi dan terpantau secara real-time,” tegasnya.
Menurut Toha, kasus manipulasi absensi menjadi bukti bahwa sistem absensi saat ini masih memiliki celah yang memungkinkan kecurangan. Hal ini merugikan negara dan menurunkan kepercayaan publik terhadap kinerja ASN.
Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) asal Dapil Jateng V itu juga menegaskan penerapan sistem absensi yang efektif akan meningkatkan disiplin dan profesionalisme ASN, sekaligus mendukung terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel.
“Saya juga minta pemerintah serius menangani masalah manipulasi absensi. Cek di daerah-daerah lain, pastikan betul tidak ada kasus serupa,” katanya.