HUBUNGAN India dan Pakistan kini sedang tegang. Perang dapat pecah kapan pun menyusul pembantaian 26 turis Hindu di padang rumput Baisaran, Pahalgam, di Jammu dan Kashmir pada Selasa sore lalu.
Pelaku pambantaian adalah kelompok militan bersenjata The Resistance Front (TRF), yang disebut-sebut sebagai afiliasi Lashkar-e-Taiba (LeT) Pakistan. Ketegangan di antara kedua negara ini bukanlah kali pertama. Kedua negara acapkali berseteru. Sejarah mencatat sejak pemisahan India pada Agustus 1947 terdapat tiga perang besar antara kedua negara. Salah satunya konflik pembebasan Bangladesh pada 1971.
Uniknya dalam perang ini, Angkatan Laut India dilaporkan menggunakan ribuan kondom! Ya, alat kontrasepsi ini ternyata memainkan peran krusial dalam operasi rahasia yang berhasil melumpuhkan kekuatan maritim Pakistan.
Kisah ini terungkap dalam buku Operation X karya Kapten MNR Samant dan Sandeep Unnithan, yang merinci operasi gerilya yang dirancang dengan kecerdikan luar biasa. Dilansir dari Wionews, Jumat (25/4/025) jauh sebelum pertempuran skala penuh meletus, Angkatan Laut India diam-diam mempersiapkan sebuah rencana untuk menargetkan urat nadi logistik Pakistan di Bangladesh.
Menyabotase Jalur Pasokan Pakistan dengan Ranjau Tempel
Pakistan, yang telah mendirikan basis militer di Bangladesh, sangat bergantung pada pasokan senjata, makanan, dan kebutuhan lain yang diangkut melalui laut dari Pakistan. Angkatan Laut India menyadari bahwa memutus jalur pasokan ini akan menjadi pukulan telak bagi kekuatan musuh. Rencana pun disusun untuk menggunakan ranjau laut.
Namun, ranjau-ranjau ini bukanlah ranjau biasa. Melainkan ranjau tempel (limpet mine) buatan dalam negeri yang harus dipasang secara manual di lambung kapal oleh penyelam. Tantangannya, India hanya memiliki segelintir penyelam yang mampu berenang jarak jauh. Di tengah situasi kemanusiaan yang genting akibat kekejaman Pakistan di Bangladesh yang memicu eksodus pengungsi, Angkatan Laut India mengambil langkah tak terduga, yaitu merekrut dan melatih warga Bangladesh yang memiliki kemampuan berenang jarak jauh untuk misi berbahaya ini.
Dilema 30 Menit dan Solusi Aneh
Setelah melatih ratusan penyelam untuk berenang sejauh 5 hingga 10 kilometer dengan ranjau tempel terikat di tubuh mereka, Angkatan Laut India menghadapi masalah krusial. Ranjau tempel memiliki sumbat khusus yang akan larut dalam air dan memicu ledakan dalam waktu 30 menit setelah kontak dengan air. Bagaimana cara memberi para penyelam waktu yang cukup untuk mencapai kapal musuh dan memasang ranjau tanpa meledak lebih dulu?
Di sinilah ide “gila” itu muncul. Dalam sesi brainstorming, seorang perwira India mengusulkan solusi yang awalnya terdengar tidak masuk akal: menutupi sumbat ranjau dengan kondom! Keraguan sempat menyelimuti ruangan, namun dalam situasi genting, segala ide patut dicoba. Uji coba pun dilakukan, dan hasilnya berhasil! Kondom tersebut efektif menghalangi air menyentuh sumbat larut, memberikan waktu yang dibutuhkan para penyelam.
Markas Besar Angkatan Laut Terkejut, Operasi Berjalan Sukses
Ketika pesanan kondom dalam jumlah besar datang, markas besar Angkatan Laut India sempat dibuat bingung. Namun, setelah penjelasan lengkap diberikan, rencana “Operasi Kondom” pun disetujui dengan kerahasiaan tingkat tinggi.
Setiap penyelam membawa empat hingga lima ranjau tempel yang dilindungi kondom, berenang jauh di bawah kegelapan malam, dan dengan berani menempelkannya ke lambung kapal-kapal Pakistan. Hasilnya sungguh signifikan. Beberapa kapal Pakistan berhasil diledakkan, mengganggu jalur pasokan mereka secara serius dan bahkan membuat negara-negara lain berpikir dua kali untuk mengirimkan kapal ke wilayah konflik tersebut.
Kisah unik dan tak terduga tentang penggunaan kondom dalam operasi militer ini, yang membuktikan kecerdikan dan inovasi pasukan India, sayangnya masih belum banyak diketahui oleh dunia.