JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Abdul Muhaimin Iskandar mengajak semua pihak untuk mandiri secara ekonomi di tengah perang dagang global. Saat ini, seluruh dunia sedang tidak baik-baik saja.
“Bukan hanya Indonesia yang tidak baik-baik saja, tapi seluruh dunia juga sedang tidak baik-baik saja,” ujar Gus Muhaimin usai membuka acara Pekan Karya dan Budaya yang digelar Gerbang Tani di kompleks DPR/MPR, Rabu (23/4/2025).
Ketua Umum PKB itu meminta masyarakat tidak perlu takut dan khawatir dengan perang dagang yang sedang terjadi. Justru kondisi itu harus menjadi momentum untuk bangkit dan mandiri secara ekonomi.
“Kita tidak usah panik dan khawatir. Kita harus jadikan momen ini untuk menjadi mandiri dan bediri di atas kaki sendiri (Berdikari),” tegas mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
Menurutnya, Indonesia harus semakin kokoh berdiri di atas tanah sendiri. Memanfaatkan semua potensi yang ada. Yaitu, potensi alam yang tersedia di Indonesia. Sumber daya alam bisa diolah menjadi bahan baku untuk produk industri.
Selama ini, kata Gus Muhaimin, Indonesia masih mengimpor bahan baku dari luar untuk produk fashion. Misalnya, bahan baku untuk pakaian, batik, dan produk kreatif lainnya. Jadi, sudah saatnya Indonesia menciptakan bahan baku sendiri.
“Industri kreatif kita, bahan bakunya tidak tersedia di dalam negeri. Ujung-ujungnya kita impor,” ucap Gus Muhaimin.
Sudah saatnya, lanjut Gus Muhaimin, Indonesia mandiri dalam menyiapkan bahan baku untuk industri. Indonesia harus bisa memproduksi kapas. Kapas menghasilkan benang, benang menghasilkan batik, batik menghasilkan seni, dan seni menghasilkan fashion.
“Itu kita sebut sebagai industri hilir ke hulu. Semua dari pertanian. Pertanian memproduksi kebutuhan UMKM, industri, kebutuhan rumah tangga. Sumbernya berbasis alam,” jelasnya.
Politisi asal Jombang itu berharap ke depannya Indonesia akan menjadi negara yang memproduksi bahan-bahan baku dari alam yang natural. Menciptakan ekosistem industri hilir ke hulu. “Pemerintah mendorong bahan baku yang tersedia dan berkualitas, serta akses permodalan dan keuangan,” pungkas Gus Muhaimin.