JAKARTA – Harga kelapa belakangan menjulang tinggi. Publik pun bertanya-tanya apa penyebabnya, karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia.
Tren kenaikan harga kelapa sudah mulai terjadi sejak bulan Ramadan. Di berbagai wilayah Indonesia, harga kelapa cenderung meningkat hingga dua kali lipat dari harga normal Rp8.000 per butir, bahkan sempat mencapai Rp25.000 per butir.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imas Aan Ubudiyah menjelaskan kenaikan harga kelapa disebabkan oleh peningkatan ekspor dan faktor cuaca ekstrem. Peningkatan ekspor kelapa telah mendorong harga menjadi lebih tinggi dan mengurangi pasokan di dalam negeri.
Di satu sisi, tingginya permintaan pasar luar negeri terhadap kelapa menjadi indikasi positif bagi perekonomian. Namun, Imas mengingatkan agar peningkatan ekspor kelapa diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri.
“Jangan sampai ada pihak yang diuntungkan, sementara pihak lain dirugikan. Perlu ada dialog antara semua pihak terkait untuk mencari solusi agar harga kelapa mencapai titik tengah yang adil bagi semua,” ujarnya, Rabu (23/4/2025).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kelapa bulat pada bulan Februari 2025 meningkat signifikan sebesar 29,84 persen secara bulanan. Secara kumulatif, dari Januari hingga Februari 2025, Indonesia telah mengekspor sebanyak 71.077 ton kelapa bulat. Negara tujuan ekspor terbesar adalah China, dengan volume mencapai 68.065 ton dan nilai US$ 29,5 juta, diikuti oleh Vietnam (2.180 ton), Thailand (550 ton), dan Malaysia (280 ton).
Legislator Jabar XI ini menegaskan kenaikan harga kelapa telah memberatkan masyarakat karena merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Lantaran itu Pemerintah harus menjamin kepastian harga agar masyarakat dapat membeli kelapa dengan harga yang wajar.
Hal ini penting mengingat masyarakat Indonesia banyak menggunakan santan kelapa sebagai bahan utama dalam masakan sehari-hari, seperti rendang yang menjadi favorit. “Kenaikan harga dan kelangkaan kelapa akan berdampak pada ketersediaan dan harga makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi masyarakat,” katanya.