MAKKAH – Jelang memasuki pertengahan bulan ramadan, jumlah peziarah di Masjidil Haram dari berbagai belahan dunia, semakin membeludak. Guna memastikan kelancaran ibadah umrah, Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Arab Saudi (SDAIA) menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola kerumunan.
Salah satu inovasi utama yang diterapkan adalah penggunaan platform Baseer. Sistem visi komputer canggih ini menggunakan AI untuk memantau dan menganalisis pergerakan jamaah di dalam Masjidil Haram secara real-time. Platform ini mampu melakukan pelacakan kerumunan secara akurat, deteksi pergerakan jamaah yang berlawanan arah, serta bantuan dalam pencarian orang hilang.
“Dengan kemampuan ini, Baseer membantu petugas keamanan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam mengelola kerumunan, sehingga meminimalkan risiko kejadian yang tidak diinginkan,” ujar seorang pejabat SDAIA dilansir dari Arabnews, Rabu (12/3/2025).
Selain di Masjidil Haram, SDAIA juga menerapkan teknologi AI di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. Sebanyak 70 gerbang elektronik bertenaga AI telah dipasang untuk mempercepat proses masuk jamaah Umrah dan pengunjung.
Gerbang-gerbang ini dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah dan pemindaian dokumen yang canggih, sehingga dapat memverifikasi identitas jamaah dengan cepat dan akurat. “Tujuan kami adalah untuk memberikan pengalaman yang lancar dan nyaman bagi para jamaah sejak mereka tiba di Arab Saudi,” kata seorang pejabat Otoritas Penerbangan Sipil.
SDAIA juga menjalin kemitraan strategis dengan Pasukan Khusus Keamanan Haji dan Umrah Kementerian Dalam Negeri untuk mengembangkan algoritma AI yang lebih canggih. Algoritma ini akan digunakan untuk meningkatkan layanan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, khususnya dalam hal pengelolaan kerumunan dan keamanan.
“Kami terus berupaya untuk mengembangkan teknologi AI yang inovatif untuk memberikan layanan terbaik bagi para jamaah,” tegas pejabat SDAIA.