Polri Prioritaskan Rekrut Santri, Gus Abduh : Jangan Cuma Gimmick!

JAKARTA – Kepolisian RI akan memprioritaskan santri dan penghafal Alquran dalam rekrutmen anggota baru Tahun Anggaran 2025. Komitmen ini diharapkan bukan sekadar gimmick semata, namun benar-benar dilandasi niat memperbaiki institusi dan memberikan kesempatan kepada para santri.

“Ya tentu ini bagus, saya dukung penuh bagaimana santri-santri di Indonesia ini bisa menjadi anggota Polri. Tapi ingat, jangan cuma jadi gimmick saja, tapi harus serius polanya, sistem rekrutnya,” kata anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB Abdullah yang akrab dipanggil Gus Abduh di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Dalam kesempatan ini, legislator asal Dapil Jawa Tengah VI tersebut juga mengusulkan anggota Polri untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren dalam waktu tertentu. Menurutnya, banyak pesantren yang sudah terbiasa membuka pendidikan singkat bagi siapapun, tak terkecuali bagi anggota Polri.

“Di Pesantren itu sudah biasa ada program pendidikan singkat, misalnya waktu Ramadan. Nah kalau Polri mau ikut mengaji di sana bagus itu, nanti kurikulumnya dan waktunya bisa disesuaikan. Insyaallah akan lebih berintegritas,” tutur Gus Abduh.

Sebelumnya, Polri melanjutkan rekrutmen anggota jalur santri dan hafiz Alquran. Alasannya, para santri memiliki moral dan etika yang baik sehingga diharapkan bisa tahan godaan saat menjadi anggota Polri. Hal ini disampaikan Inspektur Pengawasan Umum Polri Komjen Dedi Prasetyo, Sabtu (8/2/2025).

“Merekrut polisi dari pondok pesantren memiliki beberapa keuntungan, antara lain pendidikan karakter pondok pesantren dikenal dengan pendidikan karakter yang kuat, sehingga para santri diharapkan memiliki nilai-nilai moral dan etika yang baik,” kata Komjen Dedi.

Komjen Dedi menerangkan, ponpes mendidik para santri dengan disiplin yang ketat. Sehingga Polri berharap calon anggota dari santri bisa mengikuti aturan dengan baik.

“Santri pondok pesantren terbiasa dengan disiplin yang ketat, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti perintah dan prosedur dengan baik. Santri pondok pesantren biasanya terbiasa dengan lingkungan yang sederhana dan terbatas, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang baru,” kata Komjen Dedi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *