HPN 2025, GP Ansor Prihatin dengan Krisis di Industri Media dan Ancaman Disinformasi

JAKARTA – Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap tanggal 9 Maret pada tahun ini disuguhi suasana mendung kelabu yang menaungi para insan media. Banyak di antara mereka harus menerima kenyataan pahit di-PHK lantaran industri media sedang tidak baik-baik saja.

Jika situasi ini terus dibiarkan, maka akan berdampak terhadap hak masyarakat mendapat informasi yang benar dan layak lantaran independensi dan keberlangsungan hidup media terancam.

“Kita tidak bisa membiarkan media yang bekerja dengan standar jurnalistik yang tinggi terus tergerus karena dominasi platform digital. Jika hal ini dibiarkan, kita akan kehilangan jurnalisme yang berkualitas, dan masyarakat akan semakin rentan terhadap disinformasi. Oleh karena itu, GP Ansor menyerukan kepada para pengiklan dan dunia usaha untuk lebih mengutamakan media arus utama dalam menempatkan iklannya, demi mendukung keberlanjutan industri media nasional yang sehat,” kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharudin, melalui siaran pers.

Lantaran itu, dalam momentum peringatan HPN 2025, Gerakan Pemuda Ansor menegaskan komitmennya mendukung kebebasan pers yang bertanggung jawab dan menyerukan perlawanan terhadap disinformasi yang semakin mengancam ruang publik, demokrasi, serta harmoni sosial di Indonesia.

“Dalam era disrupsi digital, kebenaran sering kali terdistorsi oleh kepentingan tertentu. Kita tidak bisa membiarkan hoaks dan disinformasi merusak sendi-sendi kebangsaan. Media mainstream harus menjadi pilar utama dalam menyampaikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Addin Jauharudin.

Di era digital saat ini, banjir informasi di media sosial dan berbagai platform digital telah melahirkan tantangan besar bagi masyarakat dalam memilah kebenaran. Hoaks, fitnah, dan berita yang terdistorsi sering kali menyebar lebih cepat dibandingkan dengan fakta yang disampaikan oleh media yang memiliki standar jurnalistik yang kuat. Fenomena ini tidak hanya melemahkan kepercayaan publik terhadap informasi, tetapi juga berpotensi merusak kohesi sosial dan stabilitas nasional.

GP Ansor menegaskan, media mainstream harus menjadi benteng utama dalam menghadapi tsunami informasi yang tidak terkendali dan menyerukan langkah konkret untuk mendukung ekosistem pers yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, GP Ansor menyerukan:

1. Penguatan Media Arus Utama

– Mendorong kebijakan yang mendukung keberlanjutan ekosistem media mainstream agar tetap independen dan profesional.
– Mengajak masyarakat untuk kembali menjadikan media berbasis jurnalistik sebagai sumber utama informasi yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
– Menyerukan kepada para pengiklan, pemerintah, dan dunia usaha untuk lebih mengutamakan iklan di media arus utama dibandingkan dengan platform digital asing yang sering kali menjadi saluran utama penyebaran hoaks dan disinformasi.

2. Perlawanan terhadap Disinformasi

– Memperkuat literasi digital di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, agar lebih kritis dalam memilah informasi.
– Menuntut platform digital dan media sosial untuk lebih bertanggung jawab dalam menangkal hoaks dengan memperketat regulasi serta algoritma yang mencegah penyebaran konten menyesatkan.

3. Kolaborasi antara Media, Pemerintah, dan Masyarakat

– Mendorong sinergi antara media, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil dalam mengedukasi publik serta membangun sistem deteksi dini terhadap informasi yang berpotensi menyesatkan.

– Meningkatkan transparansi dalam penanganan hoaks dan memastikan bahwa setiap upaya melawan disinformasi tidak disalahgunakan untuk membungkam kebebasan pers.

Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin menegaskan bahwa pers memiliki peran strategis dalam menjaga integritas demokrasi dan kebhinekaan di Indonesia. “Kami di GP Ansor berkomitmen terus memperjuangkan literasi digital, memperkuat peran media, serta mendorong regulasi yang lebih tegas terhadap platform digital agar tidak menjadi alat penyebaran berita palsu,” ujar Addin Jauharudin.

Lebih lanjut, Addin menyoroti krisis yang dihadapi industri media akibat dominasi platform digital. GP Ansor percaya bahwa pers yang sehat adalah pondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat dan beradab.

“Oleh karena itu, dalam peringatan Hari Pers Nasional ini, kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama melawan disinformasi, menjaga kebebasan pers yang bertanggung jawab, serta memastikan keberlanjutan ekosistem media yang profesional dan independen,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *