JEMBER – Tahapan pecoblosan Pilkada Jember sudah di depan mata. Untuk memastikan soliditas tim serta mengantisipasi potensi kecurangan, pasangan calon bupati Jember Muhammad Fawait-Djoko Susanto menggelar apel siaga keamanan jelang Pilkada di Hall New Sari Utama, Kecamatan Kaliwates Jember pada Kamis 21 November 2024.
Konsolidasi ini melibatkan 15 partai politik pengusung paslon Gus Fawait-Djoko Susanto yaitu, Gerindra, NasDem, PKS, PKB, PPP, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, Garuda, Hanura, PBB, Partai Buruh dan PKN serta berbagai elemen lain.
“Pesta demokrasi ini kurang 5 hari lagi sebelum pencoblosan, tadi memastikan (soliditas) pengurus partai politik dari level DPC hingga level ranting dan TPS,” ujarnya saat dikonfirmasi usai acara.
Selain fungsionaris partai pengusung, konsolidasi juga menyasar para legislator yang memiliki tim pemenangan di masing-masing daerah pemilihannya. Gus Fawait menyebut ada 42 anggota DPRD Jember yang mendukung Paslon 02.
“Kami meyakini seluruh anggota DPRD Jember ini tanpa harus diminta, mereka telah siap memenangkan paslon 02 dan menjalankan instruksi partainya,” katanya.
Konsolidasi tim pemenangan ini penting untuk memastikan seluruh elemen bahu membahu merebut kemenangan. Termasuk mengantisipasi potensi kecurangan dan ketidaknetralan pihak penyelenggara Pilkada. “Harus ada pengawasan maksimal kepada penyelenggara, saksi kita juga sudah siap dan kami mengajak masyarakat melakukan pengawasan juga,” tuturnya.
Ihwal potensi kecurangan juga diutarakan Ketua Tim Pemenangan Paslon 02 Gogot Cahyo Baskoro. Dia menyampaikan, konsolidasi dengan partai pengusung ini penting untuk memaksimalkan semua kekuatan dari berbagai lini dalam hal pemenangan dan pengawasan.
“Apalagi saat masa tenang, ini menjadi riskan dan tadi semua partai juga sudah bersiap untuk melakukan pengawasan dan penjagaan,” ujarnya.
Gogot menambahkan, indikasi adanya kecurangan ini cukup kuat dan modusnya beragam sehingga diperlukan kontrol dan pengawasan dari seluruh elemen masyarakat. “Indikasinya adanya dugaan praktik kecurangan, manipulasi suara hingga money politics,” katanya.