Surga merupakan tempat yang didambakan oleh seluruh umat Muslim sebagai manifestasi keridhaan Allah SWT terhadap hamba-hambanya-Nya yang beriman.
Digambarkan, di dalam surga terdapat sungai-sungai yang mengalir dengan pemandangan indah, sebagaimana termaktub dalam Surah Muhammad Ayat 15
مَّثَلُ ٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَآ أَنْهَٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَٰلِدٌ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ
Artinya: (Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
Dalam hadits Sahih Muslim juga dijelaskan bahwa empat sungai yang ada di Bumi juga terdapat di surga. “Saihan, Jaihan, Euphrates, dan Nil, semuanya adalah sungai-sungai di surga.” Sahih Muslim 2839 – Buku 53 Hadits 30
Dilansir dari The Islamic Information, Selasa (19/11/2024) berikut empat sungai di Bumi yang juga terdapat di surga:
1. Sungai Nil (Mesir)
Sungai Nil secara khusus disebutkan dalam Sahih Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda, “Nil dan Euphrates adalah di antara sungai-sungai surga.”
Kisah paling terkenal dari Sungai Nil adalah perjalanan hidup Nabi Musa. Ibunya, berharap menyelamatkannya dari kekejaman Firaun, lalu menempatkannya dalam keranjang yang mengapung di Sungai Nil hingga mencapai rumah tangga Firaun, memulai perjalanan Musa sebagai seorang nabi.
2. Sungai Ceyhan (Turki)
Dalam Sahih Muslim, referensi terhadap Ceyhan sebagai sungai surga lebih lanjut menunjukkan bahwa nikmat yang kita dapatkan di Bumi adalah sekilas dari kelimpahan tak terbatas yang dijanjikan di surga.
Berasal dari Pegunungan Nurhak di pegunungan Taurus Timur, Sungai Ceyhan, yang secara historis disebut sebagai Pyramos, mengalir sekitar 509 kilometer sebelum mencapai Laut Mediterania.
Sungai ini sangat penting sepanjang sejarah, berfungsi sebagai batas alami dan sumber daya vital bagi berbagai peradaban, termasuk Kekaisaran Bizantium. Namanya berasal dari istilah Arab “Jayḥān,” mencerminkan pentingnya yang lama di daerah tersebut.
Pada zaman kuno, sungai ini terkenal karena dapat dilayari dan tanah subur yang didukungnya di sepanjang tepiannya. Delta Sungai Ceyhan sangat penting karena keanekaragaman hayati yang kaya, menyediakan habitat bagi banyak spesies burung dan berfungsi sebagai tempat bersarang penting bagi penyu laut.
3. Sungai Seyhan (Turki)
Sungai Seyhan, juga disebut sebagai Sarus, adalah sungai terpanjang di Cilicia, membentang sekitar 560 kilometer dari sumbernya di Pegunungan Tahtalı di provinsi Sivas dan Kayseri hingga Laut Mediterania.
Secara historis, Sungai Seyhan telah didokumentasikan oleh berbagai penulis kuno dan telah memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban di sekitarnya.
Sungai Seyhan sangat penting untuk pertanian dan produksi energi di wilayah tersebut. Mendukung aktivitas pertanian ekstensif, dengan tanaman utama seperti gandum, jagung, barley, kapas, buah-buahan, dan sayuran. Sekitar 28% dari populasi lokal bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka.
4. Sungai Euphrates (Irak, Suriah, Turki)
Nabi Muhammad SAW memperingatkan bahwa akan datang suatu waktu ketika Euphrates akan mengungkap sebuah gunung emas, memicu konflik saat orang-orang berjuang memperebutkannya.
Dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, Nabi SAW memperingatkan: “Kiamat tidak akan datang sampai Euphrates mengungkap sebuah gunung emas, yang akan diperjuangkan oleh orang-orang, dan dari setiap seratus orang, sembilan puluh sembilan akan terbunuh.”
Selama Pertempuran Karbala pada tahun 680 M, Hussain (RA) dan pengikutnya diblokir dari akses ke Sungai Euphrates oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Pembatasan akses air ini memainkan peran penting dalam penderitaan yang dialami oleh Hussain dan para sahabatnya selama pertempuran.