SUMENEP: Mahasiswa Pengabdian Masyarakat pada Mahasiswa (PMM) Kelompok 61 Gelombang 4 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengajak siswa-siswi di SDN 2 Dinoyo Malang untuk memahami kriteria sejumlah penyakit.
Hal ini mereka lakukan dalam rangka edukasi, supaya penyakit yang gampang dirasakan seseorang bisa diatasi sejak dini. Sejumlah penyakit yang mereka kenalkan pada siswa yakni penyakit Skoliosis, Lordosis dan Kifosis.
Koordinator PMM Gelombang 4 Kelompok 61 UMM, Holista Mila Yuniar mengatakan, kegiatan ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
“Dalam hal ini mahasiswa diperankan sebagai penyelesaian problem solver, motivator, fasilitator dan dinamisator dalam proses penyelesaian masalah dan pengembangan masyarakat,” kata Holista Mila Yuniar.
Dalam kegiatan tersebut, ia sampaikan pemberian edukasi pengenalan penyakit skoliosis, lordosis, dan kifosis berbasis teka-teki silang.
Skoliosis katanya, sebuah penyakit kelainan yang terjadi pada tulang belakang yang melengkung ke samping, membentuk huruf “C” atau “S”.
Sedangkan kifosis adalah kelainan tulang belakang atau tulang di area punggung yang melengkung ke belakang atau sering disebut bungkuk.
Dan ketiga, penyakit lordosis yang terjadi kelainan pada tulang belakang khususnya di area punggung bawah dan arah melengkungnya ke depan (posisi ibu hamil).
Penyakit skoliosis, kifosis dan lordosis ini kata Holista Mila Yuniar dapat terjadi karena banyak hal. Salah satu contohnya duduk terlalu lama, posisi belajar yang kurang tepat atau bahkan model tas dan kebiasaan saat membawa tas yang berat.
“Secara umum, penyakit pada skoliosis, lordosis dan kifosis ini memiliki gejala nyeri atau kaku di daerah punggung,” katanya.
Annisa Salsabila Budi Ningrum menambahkan, secara khusus gejala yang dialami oleh skoliosis sendiri yaitu postur tubuh yang miring ke samping, tubuh lebih condong ke salah satu sisi, bahu atau pinggul tidak rata. “Sedangkan pada kifosis dirasakan seperti membungkuk, punggung terlihat seperti punuk unta,”
“Serta untuk lordosis, penderita akan merasakan kepala dan leher lebih condong ke depan, pinggul atau area perut terdorong ke depan dan pantat lebih menonjol, saat terlentang akan terlihat celah,” tambah Annisa.
Ditanya bagaimana tips pencegahan dari penyakit scoliosis, lordosis, dan kifosis tersebut, salah satunya dengan olahraga teratur, duduk dan berdiri dengan posisi yang benar.
“Selain itu tidak membawa beban berlebihan pada area punggung, konsumsi makanan dan minuman sehat yang baik untuk tulang,” katanya.
Pihaknya berharap, dengan program pengabdian masyarakat berbasis teka teki silang ini di SDN Dinoyo 2 Malang memiliki pengetahuan dan wawasan baru mengenai penyakit skoliosis lordosis dan kifosis untuk dapat diwaspadai pada kehidupan sehari-harinya.
“Semoga dengan praktek seperti ini bisa membawa manfaat yang banyak untuk kesehatan masyarakat,” tandasnya.