Indeks Desa Membangun Naik, Kini Tak Ada Lagi Desa Tertinggal di Kabupaten Sumenep

SUMENEP: Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terbilang salah satu kabupaten di Jawa Timur yang sudah keluar dari zona desa tertinggal. Hal itu berkat kinerja seluruh pemerintah, salah satunya dengan program pengentasan kemiskinan di desa-desa.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengaku bangga dengan tidak adanya daerah tertinggal dan sangat tertinggal di wilayahnya. Itu menandakan jika kerjanya selama memimpin kota Sumekar membuahkan hasil maksimal. “Alhamdulillah, ini kerja serius pemerintah,” katanya, Minggu 23 Juni 2024.

Menurutnya, peningkatan status desa dalam Indeks Desa Membangun (IDM) terjadi lantaran pihaknya terus menggenjot pembangunan di desa. Salah satunya pemenuhan infrastruktur agar bisa mempermudah akses transportasi masyarakat.

“Seluruh desa disiapkan dengan infrastruktur yang memadai, seperti jalan, irigasi, jembatan air bersih dan listrik. Ketersediaan infrastruktur itu membuka peluang bergeraknya ekonomi masyarakat,” katanya.

Selain infrastruktur, menurut Suami Nia Kurnia itu, pihaknya juga gencar membangun sekolah dan pusat kesehatan di pelosok desa. Termasuk, pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan.

“Sebagai penunjang pemerintah juga memberikan program-program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang membantu masyarakat desa mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang lebih terjangkau,” tuturnya.

Suami Nia Kurnia itu mengungkapkan, pengembangan ekonomi perdesaan dengan menggerakkan dan memberdayakan UMKM terus digalakkan. Hal itu agar tercipta kemandirian dalam perekonomian masyarakat untuk sejahtera.

“Wisata di desa juga terus digalakkan dan dipromosikan. Sehingga, pembangunan nantinya bisa muncul dari desa. Konsepnya adalah pembangunan dari desa menuju kota,” jelasnya.

Dengan berbagai kegiatan, program dan terobosan pihaknya selama ini setidaknya mayoritas desa di Kabupaten dengan slogan Sumekar itu bisa menjadi mandiri. “Kami berharap mayoritas desa bisa menjadi mandiri. Makanya diperlukan sinergi yang bagus antara semua elemen desa dan pemerintah kabupaten,” tegasnya.

Untuk diketahui, data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumenep sebanyak 92 desa menyandang status berkembang, 137 desa maju, dan sebanyak 101 desa mandiri. Dengan begitu tahun ini tidak ada lagi status desa sangat tertinggal dan desa tertinggal.

Kabupaten Sumenep mengalami perubahan yang cukup signigikan dari tahun ketahun. Tahun 2016 terdapat 10 desa sangat tertinggal, 124 desa tertinggal, 186 desa berkembang dan 10 desa maju.

Kepala DPMD Kabupaten Sumenep, Anwar Syahroni mengatakan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan bersama pemerintah ditingkat desa.

Saat ini kata dia terdapat lima kecamatan dari 27 kecamatan yang desanya belum mencapai status mandiri dalam IDM, yakni Kecamatan Saronggi, Giligenting, Kalianget, Nonggunong, dan Kecamatan Masalembu.

Sementara desa yang menyandang status mandiri terdapat di Kecamatan Kota Sumenep, Gapura dan Batuan. “Sedangkan kecamatan lainnya sebagian saja berstatus desa mandiri. Yang jelas kami berkomitmen agar desa meningkat tiap tahun menjadi desa mandiri,” jelasnya.

Dia mengajak agar desa-desa yang masih berstatus berkembang untuk memacu desanya menjadi desa maju, sedangkan desa maju terus berpacu meningkatkan desanya menjadi desa mandiri, sehingga pada akhirnya seluruh desa berstatus sebagai desa mandiri.

“Kami meminta pemerintahan desa terus membangun dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai programnya, supaya seluruh desa di Kabupaten Sumenep berstatus mandiri dengan landasan IDM,” tandasnya.

Dilansir dari : https://rayaslotxx.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *