JEMBER – The Centre for Human Rights, Multiculturalism, and Migration (CHRM2) Universitas Jember berhasil mengantarkan jurnal ilmiahnya, The Journal of South East Asia Human Rights (JSEAHR) sebagai jurnal HAM pertama di Asia Tenggara yang terindeks Scopus.
Hal ini disampaikan oleh Al Khanif, Ketua CHRM2 sekaligus editor in chief jurnal JSEAHR melalui siaran pers, Rabu (28/12/2021).
“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras seluruh kawan-kawan di CHRM2 dan tentu saja mendapatkan dukungan penuh rektorat Universitas Jember. Terima kasih juga untuk para fellows CHRM2 dari berbagai lembaga dan perguruan tinggi baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang telah membantu kami selama ini,” ucap Al Khanif.
JSEAHR terbit pertama pada 2017. JSEAHR merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan konferensi tahunan HAM yang diadakan CHRM2 setiap tahun. Artinya, artikel-artikel ilmiah dari konferensi tersebut akan diterbitkan di JSEAHR.
Hingga saat ini 90 persen artikel di JSEAHR berasal dari seleksi atas berbagai karya tulis ilmiah yang dipaparkan dalam konferensi tahunan HAM. Bulan November 2021 lalu, CHRM2 Universitas Jember menggelar konferensi tahunan HAM kelima dengan tema “Human Rights and Human Security in Asia During The Covid-19 Pandemy”.
Al Khanif lantas juga menyebutkan pentingnya peran fellows dan membangun jejaring khususnya dengan mitra dari luar negeri sebagai salah satu faktor keberhasilan JSEAHR menembus indeks Scopus.
“Para fellows atau mitra dari lembaga dan perguruan tinggi dari luar negeri ini membantu kami dalam menyeleksi karya tulis yang masuk dan mengedit dari sisi Bahasa Inggris. Mitra CHRM2 pada tahun 2017 hingga 2019 didatangkan oleh Volunteer in Asia yg berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat. Sedangkan untuk 2020-2021 kami membuka program fellowship sendiri dengan dana dari Universitas Jember,” tuturnya.
Beberapa mitra CHRM2 Universitas Jember antara lain dari Nagoya University Jepang, SOAS University of London Inggris, Institute for Advanced Study in the Humanities Jerman, University of Malaya Malaysia, Sydney Southeast Asia Centre, the University of Sydney Australia, dan lainnya.
Sementara dari dalam negeri ada Universitas Indonesia, UIN Ar Raniry Banda Aceh, Komnas HAM RI dan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights Indonesia.
“Bahkan CHRM2 Universitas Jember ditetapkan sebagai lembaga ketiga terbaik pengelola program fellowship oleh Profellow, sebuah lembaga penyedia fellowship terbesar berbasis di Amerika Serikat. Kita hanya kalah dari program fellowship yang dikelola oleh Pensylvania State University dan New York Times,” ucap Al Khanif.
Keberhasilan CHRM2 Universitas Jember JSEAHR menembus indeks Scopus ternyata menjadi modal untuk melangkah dalam membuka Program Studi Magister Kajian HAM di bawah Program Pascasarjana Universitas Jember.
“Kami saat ini tengah menyusun ulang struktur kurikulum serta menyiapkan dan meningkatkan kualitas dosen sebagai Sumber Daya Manusia. Harapannya proses pengajuannya ke Ditjen Dikti akan lancar dan tahun 2022 bisa menerima mahasiswa sebab sudah banyak mitra kami terutama dari luar negeri yang tertarik belajar HAM di Universitas Jember,” ujarnya.
Scopus adalah layanan indeksasi dan penyedia database jurnal terbesar saat ini. Scopus telah mengindeks lebih dari 22.000 judul artikel jurnal dari 5000 lebih penerbit.
Scopus menyediakan sistem penilaian untuk mengukur apakah sebuah jurnal ilmiah yang dibuat memiliki dampak signifikan ataukah tidak. Karena itu artikel yang sudah terindeks Scopus memiliki reputasi dan nilai kredit yang tinggi bagi dosen. Layanan Scopus berada di bawah naungan Elsevier, organisasi atau perusahaan penerbit publikasi ilmiah internasional yang kini berbasis di Amsterdam, Belanda yang berdiri sejak 1880.