‘Zebra Semeru 2025’ Polres Jombang: Bukan Sekadar Razia, Tapi Ajakkan Disiplin di Jalan Raya

JOMBANG : Jalan raya, bagi sebagian orang, mungkin hanya sekadar lintasan. Namun bagi Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang, jalan adalah urat nadi kehidupan yang harus dijaga dari risiko fatalitas. Dalam dua pekan ke depan, 17 hingga 30 November, Operasi Zebra Semeru 2025 resmi bergulir di Jombang, tapi kali ini, nuansanya berbeda.

Di balik seragam dan ketegasan, operasi ini membawa misi yang lebih mendalam yakni, edukasi, pencegahan, dan hadiah untuk pengendara yang taat.

Operasi Zebra Semeru 2025 menargetkan delapan jenis pelanggaran “favorit” yang sering menjadi pemicu utama kecelakaan di Jombang. Daftarnya sudah familiar bagi para pengendara dari helm SNI yang terabaikan, sabuk pengaman yang malas dipakai, hingga momok pengendara di bawah umur dan melawan arus.

Namun, di tangan Kasatlantas Polres Jombang, Iptu Rita Puspita Sari, penekanan operasi bergeser. “Operasi tahun ini mengedepankan edukasi dan pencegahan,” ujarnya, Senin (17/11/25).

Proporsi operasi ini menunjukkan perimbangan yang humanis: 40 persen preemtif (edukasi), 40 persen preventif (pencegahan), dan hanya 20 persen represif (penindakan).

“Penindakan dilakukan melalui ETLE. Tilang manual hanya diterapkan apabila pelanggaran yang ditemukan berpotensi atau mengakibatkan fatalitas laka lantas,” jelas Iptu Rita.

Ini adalah pesan yang kuat: polisi lebih memilih mencegah daripada menindak. Mereka menggunakan metode hunting dan patroli mobil ETLE, bukan sekadar “mengintai” di tepi jalan.

Pemandangan di Perempatan Jalan KH Wahid Hasyim, dekat Taman Kebon Rojo, hari pertama operasi menjadi bukti nyata pergeseran fokus ini. Bukan jeritan klakson atau wajah tegang, melainkan senyum petugas yang menyambut.

Alih-alih langsung menyetop untuk menilang, petugas Satlantas Polres Jombang justru membagikan brosur tertib berlalu lintas dan yang paling menarik perhatian: cokelat!

Ya, cokelat manis itu menjadi ‘reward’ instan bagi pengendara yang tertib. Sebuah sentuhan sederhana yang mengubah stigma razia menjadi ajakan positif.

Bahkan, bagi pengendara yang kedapatan memakai helm sudah rusak—bukan tidak memakai, melainkan rusak—polisi menunjukkan kepeduliannya dengan langsung memberikan helm baru.

“Kita memberikan brosur dan reward cokelat kepada pengendara tertib. Apabila pengendara helmnya rusak, kita berikan helm,” Tegas Iptu Rita.

Di penghujung operasinya, Iptu Rita menegaskan kembali harapan besar dari kegiatan ini.

“Melalui operasi ini, kami ingin mengajak masyarakat lebih disiplin di jalan raya agar kecelakaan bisa ditekan,” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *