JAKARTA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN mulai memperkenalkan program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), untuk memenuhi kebutuhan layanan pengasuhan serta membantu orangtua yang bekerja tetap produktif tanpa khawatir dengan tumbuh kembang anak.
Sedianya program ini akan resmi diluncurkan secara nasional di Kutai Timur, Kalimantan Timur pada Selasa (27/5/2025).
“Program ini bertujuan mendukung orangtua bekerja sambil memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi dan perawatan yang baik. Selain itu, ada upaya untuk mengurangi risiko kekerasan terhadap anak dengan memastikan pengasuh memiliki sertifikasi dan pelatihan yang memadai,” ujar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd di Jakarta.
Sebelum resmi diluncurkan, layanan TAMASYA dioperasionalkan di kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN. Wihaji menyebut layanan ini menjadi percontohan dan diperuntukkan bagi anak-anak karyawan ASN maupun non ASN Kemendukbangga.
TAMASYA merupakan bagian dari lima program quick wins Kemendukbangga/BKKBN. Program ini menjadi bentuk kolaborasi lintas kementerian, yang telah dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) oleh enam kementerian. Yaitu Kemendukbangga/BKKBN, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Tenaga Kerja.
“Kami berharap TAMASYA menjadi model bagi instansi lain dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung peran keluarga, serta memberikan manfaat besar bagi keluarga Indonesia dan membangun generasi bangsa yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” tuturnya.
TAMASYA hadir sebagai solusi strategis dalam memberikan layanan pengasuhan terintegrasi bagi anak usia dini, khususnya sejak masa 1.000 hari pertama kehidupan hingga usia enam tahun. Fasilitas ini dirancang untuk menjawab kebutuhan lingkungan yang aman, akses kesehatan dan gizi, serta stimulasi fisik, mental, sosial, dan emosional yang optimal sekaligus mendukung orang tua yang bekerja agar tetap produktif.
Sebelumnya, pemerintah telah menyediakan layanan pengasuhan anak seperti Taman Asuh Ramah Anak (TARA) dari KemenPPPA, Taman Anak Sejahtera (TAS) dari Kemensos, dan Taman Penitipan Anak (TPA) dari Kemendikdasmen. Namun, layanan-layanan tersebut belum memiliki sistem integrasi data dan pendampingan pengasuhan yang berkelanjutan seperti yang ditawarkan oleh TAMASYA.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Kemendukbangga/BKKBN, Nopian Andusti, menegaskan TAMASYA merupakan bentuk komitmen kuat pemerintah dalam memperkuat layanan pengasuhan anak usia dini secara menyeluruh.
Program ini juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang unggul di tengah peluang bonus demografi. Kehadiran TAMASYA diharapkan menjadi langkah konkret dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berdaya saing global melalui praktik pengasuhan yang positif dan terintegrasi.