20 Korban TPPO Pekerja Migran di Culik Oleh Bos Scammer Untuk Bekerja Penipuan Investasi di Kamboja

Kabarjatim.com, Selama ini, jaringan penipuan berkedok investasi komoditas beroperasi daring lewat berbagai media sosial, dengan kantor pusat mereka tersebar di Sangkat 7, Sihanoukville (Kamboja) serta di hotel JLL Cambodia Sihanoukville. Para korbannya kebanyakan adalah pekerja migran yang tertahan 20 orang, awalnya tertarik lewat janji keuntungan tinggi. Namun sesampainya di lokasi, mereka malah dipaksa bekerja di kantor scammer tanpa bayaran untuk menjerat calon nasabah lain. Ancaman kekerasan dan risiko “dijual” ke kantor penipuan lain dipakai agar para pekerja tak berani kabur.

Cara Kerja Sindikat

  1. Pemasangan Iklan Palsu
    Bos sindikat memasang iklan “investasi menggiurkan” di Facebook, Instagram, dan platform serupa.

  2. Pendekatan Lewat Chat
    Setelah ada yang tertarik, calon korban diarahkan menghubungi nomor WhatsApp “layanan pelanggan.” Di sana, mereka dilayani oleh pekerja bawahan yang berperan sebagai customer service.

  3. Rayuan dan Bonus Palsu
    Untuk membujuk deposit, korban dijanjikan bonus penarikan—misalnya setor Rp 100.000, langsung bisa dicairkan Rp 130.000.

  4. Peningkatan Setoran Bertahap
    Setelah percaya, korban didorong menambah setoran hingga misalnya Rp 3 juta dengan janji mendapat Rp 3,9 juta.

  5. Penguasaan Dana
    Saat total deposit melampaui angka tersebut, semua dana korban disita oleh sindikat, dan korban dibiarkan tanpa opsi pengembalian.

Penderitaan Korban

  • Kerja Paksa: Mereka ditahan di kantor, dipaksa menipu keluarga atau kenalan mereka.

  • Tanpa Upah: Sepeser pun tidak dibayar; ancaman kekerasan selalu mengintai bila mencoba menolak.

  • Isolasi: Akses komunikasi korban dengan dunia luar diputus.

Jejak “Foto Pelaku”

Selain memaksa pekerja, sindikat juga memanfaatkan foto bekas karyawan yang menggantikan posisi pelaku terbarunya. agar pelaku tersebut bisa lolos menipu platform dan melancarkan penipuan.

Upaya Penanggulangan

  • Penyelidikan Internasional: Perlu koordinasi dengan otoritas Kamboja untuk menutup kantor-kantor fiktif.

  • Edukasikan Calon Migran: Sebelum berangkat, pekerja migran harus diedukasi risiko investasi ilegal.

  • Blokir Iklan Abal-abal: Platform media sosial harus memperketat verifikasi pengiklan investasi.

Sindikat investasi bodong ini memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjerat korban yang rentan. Pencegahan melalui informasi, regulasi iklan online, dan penindakan tegas menjadi kunci memutus rantai kejahatan.

Video Para “Pekerja” Sebelum di Tahan Otoritas Kepolisian Kamboja

Foto Bos Sindikat Scammer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *