JEMBER – Universitas Jember (UNEJ) berhasil masuk dalam 10 besar perguruan tinggi ramah disabilitas dalam ajang UNESA 3 TRICS. UNEJ menempati posisi 6 di bawah University of Alicante, Spanyol; The Open University, Inggris; Universitas Negeri Surabaya; Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya; dan Universitas Brawijaya.
Selanjutnya di posisi tujuh hingga sepuluh ada UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Universitas Hamzanwadi, Universitas Bina Mandiri Gorontalo; dan Universitas PGRI Argopuro Jember.
Rektor UNEJ Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM. menyatakan penghargaan ini merupakan bukti bahwa UNEJ memiliki komitmen kuat mewujudkan kampus yang inklusif dan ramah bagi semua mahasiswa, termasuk mahasiswa penyandang disabilitas. Melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung kesetaraan akses pendidikan, UNEJ terus berupaya untuk memberikan layanan terbaik bagi seluruh sivitas akademikanya.
“Saya mengucapkan terima kasih atas apresiasi dari UNESA atas semua yang diberikan, khususnya atas acara ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk seluruh sivitas akademika Universitas Jember yang telah bergotong royong mewujudkan inklusivitas fasilitas kita terhadap saudara kita yang difabel, tentu masih jauh dari sempurna,” ujarnya usai menerima penghargaan di Auditorium Rektorat UNESA, melalui siaran pers yang diterima Kabarjatim.com.
UNESA 3 TRICS merupakan ajang bergengsi yang digelar oleh Unesa untuk memberikan penghargaan kepada perguruan tinggi, lembaga atau instansi dalam dan luar negeri yang memiliki komitmen di bidang olahraga, seni-budaya, dan disabilitas. Penghargaan diberikan kepada lembaga dan instansi yang berpartisipasi dalam tiga pemeringkatan yang diselenggarakan Unesa yaitu Unesa-Dimetric (pemeringkatan bidang disabilitas), Unesa-Artric (pemeringkatan bidang seni-budaya), dan Unesa-Sporttric (pemeringkatan bidang olahraga).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III UNESA, Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd. memaparkan kriteria bidang ramah disabilitas. “Di bidang disabilitas, kita berfokus pada bagaimana perguruan tinggi, lembaga, dan institusi memperhatikan layanan serta aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya keseimbangan dalam pembangunan nasional yang tidak hanya bertumpu pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan bidang olahraga, disabilitas, dan seni budaya.
“Menurut kami, Indonesia itu maju tidak hanya pada aspek pembangunan ekonomi, tapi juga ketika kita fokus pada tiga hal di bidang olahraga, disabilitas, dan seni budaya,” katanya.
Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi UNEJ dan perguruan tinggi lainnya untuk semakin meningkatkan perhatian terhadap kelompok disabilitas, sehingga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.