SURABAYA-Idul Fitri adalah Anugerah Toleransi . Inilah pendapat Guru Besar Hukum Islam Universitas Al-Azhar Dr. Ahmed Mahmoud Karima. Menurutnya, hari raya adalah anugerah Ilahi bagi hamba-hamba-Nya yang taat. Dan Idul Fitri datang setelah menunaikan kewajiban puasa. Kemudian, Idul Adha datang setelah rukun haji terbesar, yaitu wukuf di Arafah. Dalam dua kewajiban wajib dan sunnah inilah yang menciptakan suasana suka cita dan menebar kebahagiaan di rumah-rumah kaum muslimin.
Dikutip dari Al-Ittihad, Guru besar Syariah itu menambahkan Idul Fitri adalah perhentian dan kesempatan untuk rekreasi yang sah, tetapi itu termasuk kedekatan dan ketaatan, yang tertinggi adalah hubungan kekerabatan dengan menggerakkan kaki dan mengetuk pintu dan mengunjungi rumah. “Bagi mereka yang diperintahkan oleh Syariah untuk menghubungkan mereka,” katanya.
Tanggapan Dari Guru Besar Fiqih
Sementara, Dr. Shaaban Ismail, guru besar ilmu fiqih Universitas Al-Azhar, membenarkan bahwa hari raya juga merupakan sarana kasih sayang di antara manusia dan menyebarkan nilai-nilai cinta dan toleransi, serta menghindari kepahitan dan kebencian.
Perayaan-perayaan diatur dalam Islam untuk membawa kegembiraan dan kebahagiaan bagi jiwa, yang telah dimungkinkan oleh Allah SWT dengan memenuhi kewajiban hukum.
Ismail mengajak untuk memanfaatkan kesempatan baik ini untuk membawa kegembiraan dan kebahagiaan bagi yang tidak mampu, yang membutuhkan dan anak-anak di rumah, seperti memberi mereka “Idul Fitri” dan berbagi mainan yang diperbolehkan dengan mereka.
Sementara itu, pada Senin (2/5/2022) umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Fitri 1 syawal 1443 Hijriah. Sebelumnya, Umat Islam telah melakukan ibadah Puasa ramadan. Selanjutnya, umat Islam akan melakukan ritual Ibadah haji pada bulan Dzulhijjah. Pada saat itu, seluruh umat islam akan berkumpul di Baitulloh. Dan juga akan melakukan wukuf di Padang Arofah.