KOTA MOJOKERTO – Wakil Walikota Mojokerto, Rachman Sidharta Arisandi, memberikan motivasi penting mengenai peran organisasi saat menghadiri Pelatihan Kader Dasar (PKD) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Majapahit, Mojokerto. Kegiatan ini diselenggarakan di Balai Diklat Kota Mojokerto.
Dalam sambutannya, lelaki yang akrab disapa Cak Sandi ini menekankan perlunya transformasi pemikiran dalam berorganisasi. Ia menegaskan bahwa organisasi di masa kini tidak boleh hanya bersifat “organisasi reaksional” yang hanya bergerak karena adanya stimulus atau masalah, namun harus berevolusi menjadi “organisasi yang berbasis fungsi”.
“Organisasi bukan organisani reaksional, tapi adalah organisasi yang berbasis fungsi yang lebih dari itu,” tegas Cak Sandi.
Menurutnya, organisasi berbasis fungsi memiliki visi dan misi yang jelas, terstruktur, dan bergerak aktif untuk memberikan kontribusi nyata serta solusi inovatif bagi masyarakat, jauh melampaui sekadar merespons kejadian.
“Keberadaan organisasi harus mampu menjadi pilar pembangunan dan pemberdayaan, serta mengedepankan nilai-nilai keadilan dan keberpihakan pada rakyat,”Tandasnya.
Pihaknya juga berharap agar Peserta PKD Komisariat Majapahit untuk menjadi kader yang memiliki keberanian, integritas, dan kompetensi. “Hal ini untuk mewujudkan visi organisasi yang berdaya guna dan berkelanjutan,”Pungkasnya.
Wakil Wali Kota Mojokerto
Dorong Organisasi Kader Lebih Fungsional bukan Reaksional.
KOTA MOJOKERTO — Wakil Wali Kota Mojokerto Dr. Rachman Sidharta Arisandi, S.IP., M.Si. (Cak Sandi) mendorong organisasi kader bergerak melampaui pola reaktif menuju organisasi berbasis fungsi saat membuka Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII Komisariat Majapahit di Balai Diklat Kota Mojokerto.
“Organisasi ini tidak boleh berhenti sebagai organisasi reaksional. Organisasi modern harus menjadi organisasi berbasis fungsi, akuntabilitas, dan regenerasi,” tegasnya.
Menurut Cak Sandi, organisasi berbasis fungsi hadir sebelum masalah meledak, bukan sekadar merespons setelahnya. “Keberadaan organisasi harus menjadi pilar pemberdayaan: adil, berkeberpihakan pada warga, dan terukur dampaknya,” ujarnya.
Ia juga menekankan independensi dan keterbukaan kolaborasi lintas komunitas (termasuk lintas organisasi ekstra universiter). “Identitas itu penanda, bukan kandang pikir. Kita rapatkan barisan pada nilai dan kinerja,” tambahnya.
Menutup sambutan, Cak Sandi menantang peserta menjalankan RTL dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Merawat idealisme dan elan vital gerakan kaum terpelajar adalah fungsi utama seluruh organisasi kader. Kemerdekaan kita, dan sangat mungkin kualitas bangsa dan negara kita adalah outcome sebenarnya dari organisasi kader, terutama yang non partisan.
“Jika harus memilih antara populer dan berguna, pilih berguna,” pungkasnya.