JEMBER – Beribadah di tanah suci menjadi impian banyak orang. Namun bagi alumni UNEJ Olifia Nafa Jelita hal itu bisa dilakukan kapan saja di sela waktu senggangnya. Dia mendapat berkah bisa bekerja di Mekkah dan tinggal dekat Masjidil Haram.
Ns. Olifia Nafa Jelita, S.Kep. kini dipercaya bekerja sebagai perawat ICU di King Abdul Aziz Hospital, Mekkah. Dia pun membagikan pengalamannya pada Webinar tahunan FKEP yang bertajuk “AGROPENA 2025: Voice Your Ambitions: Turning Ideas into Work Opportunities Abroad for Future Nurses with AGROPENA 2025” yang digelar Jumat, (21/06/2025) lalu.
Alumni Fakultas Keperawatan Universitas Jember angkatan 2017 itu berkisah memulai perjalanan kariernya di RS Al-Huda, Banyuwangi, pada Juli hingga September 2023. Setelah meraih kelulusan profesi Ners pada Mei 2023, ia memutuskan mencari tantangan baru di tingkat global. Tekatnya membuahkan hasil, dan sejak 2023, Olifia telah berdedikasi sebagai perawat di rumah sakit terkemuka di Mekkah.
Dalam paparannya, Olifia menjelaskan langkah-langkah yang harus dilalui untuk dapat bekerja di Arab Saudi, mulai dari pendaftaran BSTC, pengurusan dokumen (termasuk Jakarta), tes, hingga wawancara.
“Tes yang perlu disiapkan antara lain basic english, tes tulis yang meliputi 100 soal dasar keperawatan, dan juga Prometric Saudi Council. Tes-tes ini overall cukup mudah ditempuh oleh kita. Proses keberangkatan dan pengurusan dokumen visa serta terjemahan dokumen memakan waktu sekitar 1 bulan, dengan fasilitas tempat tinggal gratis yang disediakan di Jakarta,” urainya.
Olifia menyoroti berbagai keuntungan bekerja Arab Saudi. Olifia menyampaikan beberapa di antaranya meliputi pengalaman kerja internasional, peningkatan keterampilan dan mental, kesempatan melaksanakan ibadah Umrah dan Haji, akomodasi dan transportasi yang disediakan, serta gaji pokok yang kompetitif (sekitar 4000 SAR).
“Teamwork di sini sangat kuat. Walaupun orang-orang dari mancanegara, tetapi tidak sungkan dan tidak malu untuk terus bertanya dan berbagi banyak ilmu. Di sana, kami bisa melakukan learning by doing di ICU, termasuk bagi fresh graduate,” ungkapnya.
Lokasi tempat tinggalnya yang hanya 15 menit dari Masjidil Haram memungkinkan Olifia rutin melakukan umrah saat hari libur. Akomodasi dan transportasi juga sepenuhnya gratis, diantar oleh bus rumah sakit. Selain itu, suplai bulanan seperti susu, telur, dan buah-buahan juga diberikan secara cuma-cuma.
“Gambaran keseharian saya hanyalah home-work-Al Haram. Sesekali memang homesick, namun mudah terobati dengan healing ke Masjidil Haram yang dapat ditempuh hanya 15 menit,” tambahnya.
Olifia juga memberikan tips berharga tentang bagaimana beradaptasi di lingkungan baru, yaitu dengan menjadi pribadi yang rendah hati dan ramah, suka menolong, percaya diri, menghormati keragaman, dan menghormati budaya setempat. Ia juga mengingatkan para mahasiswa untuk selalu bertekad dengan tujuan dan alasan mengambil kesempatan, tidak bergantung pada orang lain, tidak membuang uang dan waktu secara tidak perlu, serta selalu menjaga diri, pergaulan, dan lingkungan.
“Hidup adalah pilihan. Segalanya bergantung pada diri kita sendiri. Tuhan akan membimbingmu ketika kamu siap mengambil konsekuensi. Yang terpenting juga adalah doa restu orang tua dan keluarga,” papar Olifia.